Show
Daniela Dimitrova/Pixabay.com Mengulik dampak posisi tidur miring ke kiri. Bobo.id - Ada begitu banyak posisi tidur, dari tidur telentang, tengkurap, miring kanan atau miring kiri. Semua posisi tidur memiliki kenyamanan dan juga kelebihan serta kekurangan masing-masing. Tahukah teman-teman, bahwa posisi tidur juga sangat berkaitan dengan kesehatan kita, lo. Tanpa kita sadari, posisi tidur kita dari malam ke malam memiliki efek pada kesehatan jangka panjang kita. Semua posisi tidur memiliki kelebihan dan kekurangan yang wajib kita cermati dan kenali. Adakah teman-teman yang memiliki kebiasaan tidur telentang? Ternyata posisi tidur telentang bermanfaat untuk meredakan nyeri tulang belakang. Namun, tidur telentang juga bisa memicu sleep apnea. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius ketika napas berhenti dan berlanjut berulang kali. Gejala sleep apnea meliputi mendengkur keras dan merasa lelah walaupun telah tidur semalaman. Selain telentang, ada juga posisi tidur miring yang bisa meminimalkan sleep apnea namun juga bisa meningkatkan risiko gangguan nyeri pada ruas-ruas tulang belakang. Lantas bagaimana dengan posisi tidur miring khususnya miring ke kiri? Apakah tidur miring ke kiri membahayakan jantung? Baca Juga: Demi Mencegah Naiknya Asam Lambung, Begini Posisi Tidur yang Tepat Kekurangan Tidur Miring ke Kiri Bagi orang yang memiliki penyakit jantung, sebaiknya menghindari posisi tidur miring ke kiri, ya. Orang dengan gangguan jantung disarankan tidak tidur dalam posisi tidur miring ke kiri karena membuat jantung tertekan. Posisi tidur di miring ke kiri menyebabkan area dada bagian kanan menekan area dada kiri sehingga bisa mengubah sistem kelistrikan jantung. Sekadar informasi, jantung kita bisa menyalirkan listrik berupa aliran energi dalam sel saraf yang bisa membuat jantung berdetak di luar perintah otak. Meski besarnya risiko posisi tidur miring belum diketahui secara pasti, namun tetap saja tidur dalam posisi ini lebih baik dihindari. Selain itu, bahwa tidur miring ke kiri memang bisa memberi tekanan berlebihan pada jantung. Peneliti menemukan bahwa pola tidur miring ke kiri yang dilakukan terlalu sering bisa mengubah kelistrikan jantung. Nah, perubahan kelistrikan ini akan semakin jelas terbaca dengan alat khusus ketika seseorang tidur dalam posisi miring ke kiri. Bahkan, perubahan kelistrikan jantung ini juga terjadi pada orang yang sehat alias yang tidak pernah mengidap gangguan kesehatan jantung. Baca Juga: Tidur Nyenyak Juga Dipengaruhi Posisi Tidur, Bagaimana Posisi Tidur yang Nyaman dan Aman? Nah, meskipun posisi tidur miring ke kiri terbukti memengaruhi kelistrikan jantung, tidak lantas posisi tidur miring ke kiri menjadi satu-satunya penyebab masalah jantung, ya, teman-teman. Penyakit jantung bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti pola hidup dan pola makan yang salah dan tidak sehat. Posisi Tidur yang Disarankan Efek posisi tidur miring ke kanan disebutkan bisa menekan vena cava, yaitu pembuluh vena (pembuluh balik) yang terhubung ke jantung bagian kanan. Namun, posisi tidur miring ke kanan ini jauh lebih aman dan tak akan menyebabkan gangguan apa pun pada jantung. Peneliti berpendapat bahwa tidur yang nyaman adalah tidur telentang, dengan ketinggian bantal yang pas dan menopang leher. Lekukan punggung pun harus ditopang dengan bantal kecil untuk menghindari nyeri. Nah, itulah kekurangan posisi tidur miring ke kiri. Jika teman-teman memiliki kebiasaan tidur miring ke kiri, coba variasikan posisi tidur agar tidak memberikan tekanan berlebihan pada jantung. Jangan lupa pastikan bantal dan peralatan tidur terasa nyaman dan bisa menopang kepala dan tubuh dengan baik. Tonton video ini juga, yuk!
---- Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENTVideo PilihanNyeri dada adalah salah satu gejala yang tidak boleh dipandang remeh. Ketika seseorang mengalami rasa sakit di dada, bisa jadi tanda penyakit jantung koroner yang berpotensi mengancam jiwa. Meskipun demikian, penyebab nyeri dada tidak selalu terkait dengan organ jantung. Hal ini tergantung pada karakteristik dan lokasi nyeri. Untuk itulah, sangatlah penting untuk mengenali gejala tersebut agar pertolongan dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Yuk, simak selengkapnya pada artikel berikut. Baca juga: Apa Itu Aritmia? Kenali Jenis, Gejala, dan Pengobatannya Gejala nyeri dadaNyeri dada memang tidak selalu terkait dengan masalah pada jantung. Sebab, beberapa nyeri dada juga terkait dengan masalah otot dada, paru-paru dan lambung yang dapat memberikan gambaran serupa. Untuk lebih jelasnya, berikut sejumlah gejala nyeri dada: Gejala nyeri dada yang terkait jantungGejala nyeri dada yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner biasanya dirasakan sebagai perasaan tidak nyaman seperti ditekan, diremas, terbakar, ataupun rasa berat di bagian tengah dada atau di dada sebelah kiri. Lokasi nyeri dada yang terkait dengan masalah jantung terjadi di beberapa titik, yaitu:
Rasa nyeri tersebut dapat menjalar ke leher, rahang, gigi, ulu hati, dan lengan kiri. Keluhan tersebut seringkali disertai dengan keringat dingin, sesak nafas, lemas, mual, muntah, dan terkadang rasa tidak nyaman di perut. Gejala yang tidak terkait jantungSementara itu, rasa sakit di dada yang bukan disebabkan oleh jantung adalah sebagai berikut:
Khusus untuk penderita penyakit gula, dimana seringkali penyakit jantung koroner tidak memiliki gejala, kesadaran untuk pemeriksaan rutin kondisi jantung sangat dianjurkan. Penyebab nyeri dadaUntuk mengetahui penyebab pasti dari nyeri dada, Sahabat MIKA sebaiknya menemui dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah jika rasa sakit berkaitan dengan jantung. Sementara jika terkait saluran cerna, Sahabat MIKA dapat mengunjungi Gastroentero Hepatologi (Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Penyakit Saluran Cerna dan Hati. Sebagai gambaran berikut ini sejumlah penyebab nyeri dada: Penyebab nyeri dada yang disebabkan jantungBerikut ini penyebab nyeri dada yang berhubungan dengan jantung:
Sebagian kasus nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang mengancam nyawa. Sahabat MIKA, mari simak informasi seputar kesehatan jantung dari dr. Tito Phurbojoyo, Sp.JP, FIHA pada video berikut: Penyebab nyeri dada karena gangguan pencernaanNyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem pencernaan. Nyeri dada karena masalah lambung biasanya disertai nyeri tekan pada bagian ulu hati disertai rasa asam atau pahit pada lidah. Namun, seringkali sangat sulit untuk mengetahui penyebab nyeri dada secara pasti. Sejumlah kondisi medis terkait gangguan pencernaan yang ditandai rasa sakit di dada adalah sebagai berikut:
Penyebab terkait paru-paruNyeri karena penyakit paru biasanya disertai batuk dan timbul ketika menarik nafas panjang. Sejumlah gangguan paru-paru yang dapat memicu timbulnya nyeri dada, antara lain:
Penyebab lainBeberapa jenis nyeri dada berhubungan dengan cedera dan masalah lain yang mempengaruhi struktur yang membentuk dinding dada, seperti:
Faktor pencetus dan pemicu nyeri dadaSelain disebabkan oleh beberapa kondisi medis, nyeri dada juga dapat timbulkan ketika penderitanya melakukan faktor risiko tertentu. Biasanya, nyeri dada dicetuskan karena aktivitas berat, olahraga berat, cuaca dingin, dan stress emosional. Jika terjadi karena faktor tersebut, rasa nyeri dapat berkurang dengan istirahat atau dengan pemberian obat di bawah lidah (nitrat). Selain itu, kondisi ini dapat pula timbul saat penderitanya tidak melakukan aktivitas atau saat sedang beristirahat. Jika demikian, maka biasanya dikaitkan dengan serangan jantung yang membutuhkan penanganan segera. Kemudian, ada beberapa faktor risiko terkait keadaan pasien, yaitu:
Diagnosis nyeri dadaSeiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, sakit dada yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner mulai terjadi pada usia yang lebih muda. Dengan demikian, alangkah baiknya seseorang dengan faktor risiko di atas dengan gejala nyeri dada memiliki kesadaran yang lebih untuk menelusuri kemungkinan adanya penyakit jantung koroner. Sahabat MIKA sebaiknya melakukan pemeriksaan yang komprehensif untuk menelusuri gejala dan faktor risiko, pemeriksaan fisik, dan peranan alat bantu medis dan laboratorium seringkali diperlukan untuk memastikan penyebab pasti nyeri dada. Penelusuran faktor risiko merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung koroner. Adapun pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG). Namun pemeriksaan EKG tidak melulu dapat mendeteksi penyempitan pembuluh darah, sehingga diperlukan pemeriksaan uji latih jantung atau treadmil. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah CT-scan pembuluh darah jantung, ekokardiografi, pemeriksaan nuklir (SPECT), MRI jantung, sampai kateterisasi jantung. Kemudian, dokter mungkin mengobati nyeri dada dengan obat-obatan, prosedur non-invasif, pembedahan, atau kombinasi dari metode sesuai penyebab dan tingkat keparahan nyeri dada yang dialami. Pentingnya deteksi dini bagi penderita sakit dadaMemang tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Namun nyeri dada pada orang-orang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seringkali merupakan petanda awal adanya penyakit ini. Pada penderita diabetes kesadaran untuk memeriksakan diri secara rutin mampu menghindarkan keterlambatan diagnosa penyakit jantung koroner yang dapat berakibat fatal. Perubahan gaya hidup, baik diet sehat dan olahraga rutin merupakan cara yang paling ampuh dan murah untuk menghindarkan diri dari penyakit jantung koroner. Tetapi Sahabat MIKA tetap disarankan untuk melakukan deteksi dini sebagai cara yang paling baik untuk menghindarkan komplikasi dan efek jangka panjang yang tidak baik. Yuk, lakukan deteksi dini atau konsultasikan berbagai gejala di Mitra Keluarga terdekat! Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! Mitra Keluarga, life.love.laughter Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri — Sumber rujukan: Waspada serangan Jantung! Lokasi Keluhan Nyeri Dada (2019), from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/25/waspada-serangan-jantung-lokasi-keluhan-nyeri-dada What's Causing My Chest Pain? (2021), from: https://www.webmd.com/pain-management/guide/whats-causing-my-chest-pain Chest pain (2021), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chest-pain/symptoms-causes/syc-20370838 What Are the Causes of Chest Pain? (2021), from: https://www.healthline.com/health/chest-pain Kenapa dada sebelah kiri sakit saat tidur miring?keluhan nyeri pada dada hal ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti : gangguan pada otot dan tulang dada seperti kostokondritis. gangguan penyakit asam lambung.
Apakah tidur miring bisa membuat dada sakit?Namun tetap saja, tidur miring ke kiri tak dianjurkan dilakukan oleh mereka yang sudah memiliki gangguan jantung. Karena posisi ini bisa memicu nyeri dada juga kesulitan dalam bernapas.
Apa Penyebab nyeri di dada sebelah kiri?“Tak hanya penyakit jantung, ada beberapa faktor penyebab nyeri dada sebelah kiri lainnya. Mulai dari pneumonia, GERD, serangan panik, cedera pada tulang rusuk, hingga miokarditis.”
Kenapa saat tidur miring jantung sakit?Kelebihan dan kekurangan tidur miring ke kiri
Salah satu alasannya, tidur dengan posisi miring ke kiri membuat jantung tertekan ke area dada bagian kanan sehingga bisa mengubah sistem jantung. Meski belum diketahui risiko fatalnya, namun tidur dengan posisi miring ke kiri lebih baik dihindari.
|