adjar.id - Adjarian tahu yang dimaksud dengan nilai budaya? Show
Selama hidup di dunia, manusia dan budaya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Budaya merupakan suatu cara hidup yang dikembangkan oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Nah, pembahasan kita kali ini akan terbagi menjadi tiga hal, yakni: 1. Pengertian nilai budaya 2. Macam-macam nilai budaya 3. Contoh-contoh nilai budaya Langsung saja kita pelajari bersama, yuk! "Budaya adalah sebuah cara hidup yang dikembangkan oleh sekelompok orang yang kemudian diturunkan dari generasi ke generasi." Baca Juga: Jawab Soal Menjelaskan Macam-Macam Nilai dan Norma Pengertian Nilai Budaya Nilai budaya merupakan aturan-aturan yang telah disepakati dan ada di dalam suatu masyarakat, baik dalam lingkup organisasi maupun lingkungan dan telah mengakar dan digunakan sebagai acuan berperilaku. Umumnya, nilai-nilai budaya ini secara tertulis dapat terlihat di visi, misi, simbol, atau slogan sebuah organisasi atau lingkungan sosial. Nilai-nilai yang sudah tertanam harus bekerja, sehingga masyarakat bisa menanggapi suatu kejadian atau peristiwa dan segala perkembangan di dalam kehidupan yang terus berjalan. Menurut Koentjaraningrat, Bapak Antropologis Indonesia, nilai budaya adalah nilai yang terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat dalam hal yang dianggap mulia. Nah, sistem nilai ini kemudian akan menjadi orientasi dan referensi masyarakat dalam bertindak. Selain itu, nilai budaya juga berfungsi untuk mendorong munculnya pola berpikir dan sumber tatanan cara berperilaku masyarakat. Nilai budaya ini dapat diterapkan di mana saja, Adjarian, seperti, di sekolah, di rumah, di masyarakat, dan lain-lain "Nilai budaya adalah segenap aturan yang telah disepakati yang kemudian digunakan sebagai acuan berperilaku." Baca Juga: Nilai-Nilai Sosial yang Berlaku dalam Kehidupan Masyarakat Macam Nilai Budaya Terdapat beberapa macam nilai budaya yang perlu terus dilestarikan masyarakat, di antaranya: 1. Nilai Kejujuran Kejujuran merupakan kunci kehidupan. Tanpa adanya kejujuran semua usaha yang telah diajarkan manusia tidak akan berjalan lancar. 2. Nilai Patriotisme Selain nilai kejujuran, nilai patriotisme juga harus senantiasa tertanam di dalam diri setiap individu. 3. Nilai Kompetitif Kompetitif yang dimaksud adalah nilai-nilai kompetisi dalam artian positif, Adjarian. 4. Nilai Kerja Sama Baca Juga: 5 Nilai yang Dapat Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Lalu, ada juga kerja sama yang harus dilakukan supaya kehidupan dapat berjalan dengan harmonis. "Macam nilai budaya yang perlu dilestarikan adalah nilai kejujuran, nilai patriotisme, nilai kometitif, dan nilai kerja sama." Contoh Nilai Budaya Di dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat beberapa nilai budaya yang bisa diterapkan, di antaranya: 1. Mengucapkan "Permisi" Hal sederhana pertama yang bisa dilakukan untuk menerapkan nilai budaya dalam berperilaku adalah dengan senantiasa mengucapkan "permisi". Ungkapan ini juga bisa diikuti dengan membungkukkan badan. Tradisi ini hendaknya bisa selalu kita lestarikan kapanpun dan di manapun kita berada. 2. Sedekah Bumi Baca Juga: Nilai-Nilai Dasar Bela Negara: Cinta Tanah Air dan Sadar Berbangsa Adjarian pernah mendengar istilah "sedekah bumi"? Sedekah bumi merupakan sebuah upacara yang dilakukan untuk merayakan hasil panen yang didapan suatu masyarakat. Tradisi ini dilakukan sebagai ucapan rasa syukur terhadap bumi. 3. Grebekkan Maulud Tradisi satu ini biasanya dilakukan di daerah Solo dan Yogyakarta. Nah, tradisi ini digelar dalam bentuk upacara untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 4. Selalu Memakan Makanan hingga Habis Selalu menghabiskan makanan yang ada di piring juga merupakan salah satu bentuk nilai budaya. Dengan begitu, kita bisa menghargai semua orang yang terlibat dalam pembuatan nasi. Mulai petani, pihak yang menyelem padi menjadi beras, distributor, hingga ibu yang sudah menanakkan nasi. Baca Juga: Jenis-Jenis dan Fungsi Nilai Sosial dalam Masyarakat Nah, Adjarian, itulah pengertian, macam, dan contoh nilai budaya. Coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Jakarta - Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang menjadi panduan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam Pancasila terkandung berbagai nilai-nilai luhur yang bisa kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Tahukah kamu seperti apa perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya? Jika kita amati, masyarakat terus berkembang mengalami perubahan di bidang sosial budaya. Maka, perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya adalah upaya agar setiap perubahan tetap mengarah pada sistem dan nilai luhur dalam Pancasila. Meski begitu, tentunya sistem nilai sosial saat ini terus berkembang dan maju ke arah modern. Namun, modernisasi ini bukan berarti "westernisasi", melainkan proses perubahan menuju ke arah yang lebih maju dalam masyarakat. Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diterbitkan Kemdikbud (2018), perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya yang sudah diterapkan masyarakat Indonesia sejak lama yaitu nilai kekeluargaan, musyawarah, dan gotong royong yang mesti diturunkan ke generasi muda. Masyarakat akan terus berkembang dan mengalami perubahan sosial budaya terutama demi kepentingan kemajuan bersama. Namun, perubahan tetap harus berlandaskan nilai Pancasila. Berikut ini contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya, yaitu: 1. Gotong royongCiri khas bangsa Indonesia salah satunya yaitu selalu menerapkan sikap gotong royong untuk menumbuhkan kerukunan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong dalam kehidupan masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada persatuan Indonesia yang semakin menguat. 2. Pengambilan keputusan secara musyawarahMusyawarah merupakan kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara bersama. Praktik musyawarah sering kita lakukan ketika pemilu yang diselenggarakan pemerintah dengan berlandaskan sifat luber jurdil atau langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur, adil. 3. Toleransi antar suku, ras, dan agamaIndonesia merupakan negara kepulauan yang mana menimbulkan keberagaman suku, ras, hingga agama. Untuk mencegah konflik antar perbedaan tersebut, nilai pancasila yang harus diterapkan yaitu sikap toleransi. Masyarakat diimbau untuk saling memberi kebebasan dan tidak memandang sebelah mata suku maupun agama lain. 4. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonisDalam bermasyarakat sikap rukun, adil dan menciptakan keharmonisan sangat dibutuhkan agar tercipta lingkungan yang nyaman dan tenteram. Keluarga merupakan lingkup terkecil masyarakat yang menjadi agen sosialisasi bagi individu dalam berinteraksi dengan dunia luar. Maka praktik sikap tersebut harus dimulai dari keluarga agar tujuan tercapai. 5. Pelestarian budaya lokalKeberagaman budaya Indonesia memiliki nilai dan harga yang tak ternilai. Setiap kebudayaan perlu dilestarikan dengan mengimplementasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Contohnya dengan mempelajari dan menggunakan bahasa daerah masing-masing, melakukan adat tradisi, dan lainnya. 6. Menghargai pendapat dan pandangan orang lainBiasanya nilai ini digunakan ketika sedang bermusyawarah dimana setiap orang saling memiliki perbedaan pendapat dan pandangan. Berbeda pendapat bukan hal yang buruk, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat. Sikap menghargai ini penting agar musyawarah berjalan kondusif dan menghasilkan keputusan yang adil dan bermanfaat bagi seluruh anggota. 7. Menjunjung Tinggi Hak Asasi ManusiaSebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, masyarakat perlu memahami sikap adil dan jauh dari tindakan kekerasan dan diskriminasi. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban untuk menerapkan sikap ini agar tercipta lingkungan yang aman. Selain itu, tak dapat dimungkiri nilai-nilai sosial dari luar dapat masuk ke tengah masyarakat. Contohnya seperti semangat bekerja keras, kedisiplinan, sikap ilmiah, merupakan beberapa nilai sosial dari luar yang dapat diterima sesuai nilai-nilai Pancasila. Sementara sikap feodal, sikap eksklusif, dan budaya asing lain yang bertentangan dengan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya perlu dicegah. Beberapa contoh budaya asing yang dapat diterapkan misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memperkaya dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Simak Video "Riuh Klakson Saat Penutupan Jalan di Depan Monumen Pancasila Sakti" [Gambas:Video 20detik] (pal/pal) Nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia adalah suatu hal yang menjadi suri tauladan atau hikmah pada masa tersebut sebagai pelajaran untuk masa sekarang. Masa praaksara sendiri merupakan suatu periode dimana masyarakat belum mengenal kegiatan membaca dan menulis. Oleh karena itu, nilai dan norma diturunkan melalui lisan dan kebiasaan yang membentuk suatu budaya atau tradisi. Untuk menemukan nilai yang dianut oleh sebuah masyarakat, kita bisa melihat beberapa aspek dalam berkehidup, contohnya dari aspek religius atau kepercayaan dan aspek sosial beserta kegiatan yang terjadi di dalamnya. Berikut nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia. Nilai religius (kepercayaan)Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia mempercayai bahwa hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan kekuatan ghaib (roh halus dan makhluk ghaib). Kekuatan ghaib ini pula yang menciptakan fenomena alam seperti petir, hujan badai, gerhana matahari dan gunung meletus. Agar terhindar dari malapetaka dan hal-hal buruk, masyarakat kemudian menyembah dan memuja roh halus dan para makhluk ghaib. Kepercayaan terhadap roh halus atau makhluk ghaib seperti ini disebut animisme. Selain percaya pada roh halus, masyarakat praaksara juga percaya bahwa beberapa benda seperti kapak, pohon, dan mata tombak memiliki kekuatan ghaib sehingga harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda-benda memiliki kekuatan ghaib disebut dengan dinamisme. Nilai gotong royongNilai gotong royong di Indonesia sudah berlangsung lama dari zaman dahulu kala. Masyarakat praaksara sudah hidup secara berkelompok. Maka dari itu, mereka hidup bergotong royong untuk mewujudkan tujuan bersama. Sebagai contoh, bangunan-bangunan peninggalan masa praaksara memiliki ukuran besar sehingga perlu bergotong royong untuk membangunnya. Baca juga: Hasil Kebudayaan Masa Praaksara Indonesia Nilai musyawarahDalam hidup berkelompok, masyarakat praaksara juga telah menerapkan nilai musyawarah, yaitu menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Hal tersebut tercermin dari kegiatan pemilihan pemimpin atau sesepuh. Setiap suku-suku selalu memiliki satu orang pemimpin di dalamnya. Pemimpin ini mengatur masyarakat dan memberi keputusan terhadap masalah bersama. Dengan demikian, apabila terdapat masalah atau perselisihan, mereka wajib melapor kepada sesepuh. Sesepuh akan mengumpulkan pihak bermasalah dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah. Nilai keadilanAdil bisa memiliki arti tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang. Pada masa praaksara keadilan tercemin dari cara masyarakat dalam membagi tugas. Masyarakat membagi tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap orang memiliki hak dan kewajiban berbeda-beda. Contohnya, laki-laki – yang umumnya memiliki kekuatan fisik lebih kuat dari pada wanita – banyak melakukan pekerjaan fisik berat seperti kuli, berburu, dan menjadi tentara. Sementara itu, perempuan memiliki ketelitian dan keuletan yang lebih baik sehingga banyak di antaranya menjadi penenun dan pengatur rumah tangga. Tradisi bercocok tanamTradisi bercocok tanam berkaitan dengan mata pencaharian atau pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para ahli menemukan banyak alat-alat pertanian dari masa praaksara seperti beliung persegi (alat untuk mencangkul). Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat saat itu sudah memiliki kebiasaan untuk bertani. Beliung. sumber foto: regional.kompas.comMasyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit. Dengan mengetahui posisi bintang, mereka bisa menentukan arah. Hal ini sangat penting dalam menentukan posisi pulau dan juga pelayaran. Saat berlayar mereka akan mengikuti posisi bintang sebagai arah berlayar. Perahu bercadik. sumber: artikelsiana.comDalam berlayar, masyarakat praaksara umumnya menggunakan perahu cadik yang memiliki bambu atau kayu di kanan-kirinya untuk mencegah perahu oleng. Perahu bercadik ini kemudian menjadi alat transportasi utama di sungai dan laut serta menjadi angkutan penting dalam penyebaran budaya dari satu pulau ke pulau lainnya. Baca juga: Kenapa IPS Perlu Dipelajari? Kesimpulan
|