Obat apa yang bisa membuat badan gemuk?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebagian orang mungkin merasa berat badannya tidak kunjung turun, meskipun sudah melakukan diet dan olahraga. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat membuat badan menjadi gemuk.  

Di samping obat penggemuk badan yang memang bertujuan untuk menstimulasi nafsu makan dan membuat sistem metabolisme tubuh lebih lambat dalam membakar kalori, ada pula obat-obatan yang tujuannya untuk mengatasi penyakit lain tetapi memiliki efek serupa. Obat-obatan ini bila dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang, dapat mempermudah peningkatan berat badan.

Untuk mencegah pertambahan berat badan berlebihan karena pengaruh obat-obatan, ada baiknya mencermati beberapa jenis obat yang bisa memicu peningkatan berat badan berikut ini.

1. Obat untuk mencegah migrain dan kejang
Obat-obatan untuk menangani kejang dan sakit kepala akibat migrain dapat memengaruhi hormon nafsu makan dan rasa lapar. Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi lebih lambat, rasa lapar meningkat, dan tubuh menyimpan lebih banyak cairan. Golongan obat migrain dan kejang yang berpotensi meningkatkan berat badan adalah asam valproat, amitriptyline dan nortriptyline.

2. Obat antidepresan
Depresi dapat menjadi salah satu penyebab bertambahnya berat badan. Sebagian obat untuk menangani depresi juga bisa membuat tubuh lebih gemuk. Pada dasarnya, obat antidepresan ini berperan meningkatkan bahan kimia yang menimbulkan rasa nyaman di otak.

Beberapa jenis obat-obatan depresi adalah citalopram, sertraline, fluoxetine, fluvoxamine, mirtazapine, dan paroxetine. 
Dalam jangka panjang, obat-obatan ini juga dapat memperlebar lingkar pinggang, membuat susah kenyang dan membuat tubuh kesulitan mengolah kalori, sehingga menimbun lebih banyak lemak.

3. Obat penstabil mood
Obat-obatan yang berefek langsung ke otak ini umumnya dikonsumsi penderita gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar ataupun skizofrenia. Di sisi lain, obat ini memengaruhi nafsu makan, sekaligus meningkatkan metabolisme tubuh dan berat badan. Beberapa golongan obat penstabil mood yang dimaksud antara lain clozapine, olanzapine, lithium, quetiapine, dan risperidone.

4. Obat untuk diabetes
Obat diabetes umumnya berperan mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dengan membuat tubuh melepaskan insulin lebih banyak atau membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Adaptasi tubuh terhadap obat ini dapat meningkatkan berat badan, terutama pada masa-masa pemakaian awal. Obat-obatan tersebut dapat termasuk ke dalam golongan insulin, glimepiride, glyburide, glipizide, repaglinide, nateglinide dan pioglitazone.

5. Kortikosteroid
Kortikosteroid yang biasanya diberikan dalam bentuk suntikan, krim oles, pil, maupun semprotan, berperan mengurangi peradangan dan nyeri pada tubuh. Namun pada penggunaan jangka panjang, obat-obatan jenis ini dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di sekitar perut. Beberapa golongan obat kortikosteroid yang dapat menjadi obat gemuk badan antara lain methylprednisolone, prednisolone, serta prednisone.

6. Obat jantung beta blockers
Beta blockers bekerja dengan menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Tujuan utama dari obat ini adalah meredakan tekanan pada jantung. Di sisi lain, proses ini memperlambat kerja tubuh dalam membakar kalori dan membuat orang yang mengonsumsinya tidak punya energi untuk berolahraga. Kondisi inilah yang memicu pertambahan berat badan. Propranolol, acebutolol, atenolol, dan metoprolol adalah contoh-contoh obat berjenis beta blockers.

7. Obat untuk alergi
Obat antialergi yang dijual bebas bertujuan menghambat kerja histamin yang memicu alergi, Akan tetapi, obat-obat yang mengobati alergi juga bisa menambah berat badan. Cetirizine, fexofenadine, diphenhydramine, dan loratadine merupakan beberapa golongan obat antialergi yang berpotensi menyebabkan tubuh menjadi lebih gemuk.

Reaksi tiap obat dapat berbeda pada setiap orang. Sebagian orang bisa saja mengonsumsi obat yang sama, tetapi tidak menjadi gemuk.

Sebaiknya timbang berat badan terlebih dahulu untuk mengetahui pertambahan berat badan, kemudian konsultasi ke dokter. Jika tidak memungkinkan untuk mengganti obat, mungkin Anda perlu menjaga pola makan atau diet sehat dan rutin berolahraga agar berat badan kembali stabil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

7 Obat yang Berpotensi Bikin Gemuk

27 Aug 2017

Obat apa yang bisa membuat badan gemuk?

Foto: Pixabay

Porsi makan sudah diatur, tapi berat badan terus melambung? Jangan-jangan, obat yang Anda minumlah biang keladinya.

Sebenarnya, hampir segala jenis obat bisa memengaruhi bobot tubuh seseorang. Secara umum, orang yang sedang sakit akan kehilangan nafsu makan. Jadi, ketika pengobatan  itu menunjukkan hasil, selera makannya akan membaik. Kondisi ini, jika tidak diawasi, bisa membuat seseorang makan secara berlebihan. Meski demikian, 7 jenis obat ini juga berpotensi menambah berat badan Anda.

1/ ANTIDEPRESAN
Obat golongan trisiklik bisa menambah berat badan hingga 3,5 kg per bulan. Sementara, obat untuk menstabilkan mood yang berbasis lithium, bisa menambah sekitar 1 kg. Golongan antidepresan jenis penghambat pelepasan selektif serotonin (yang bekerja pada transmiter sel saraf serotonin), dapat memengaruhi mood dan selera makan sehingga berpotensi menggemukkan.

Jika setelah minum obat-obatan ini berat badan Anda 'menggila', mintalah agar dokter Anda mempertimbangkan untuk mengganti  dengan obat jenis lain, seperti bupropion, yang tidak bekerja pada titik saraf yang bisa meningkatkan rasa lapar.

2/ ANTIPSIKOTIK
Golongan obat haloperidol dan klozapin bisa amat memengaruhi metabolisme tubuh dan selera makan. Karenanya, mampu membuat berat badan Anda bertambah hingga 2,5 kg per minggu.

Biasanya, mereka yang menggunakan jenis obat ini berada dalam pengawasan ketat psikiater. Jadi, apabila badan mulai terasa melar, jangan ragu meminta obat pengganti yang tidak terlalu memengaruhi nafsu makan.

3/ ANTIHISTAMIN, OBAT TIDUR
Banyak jenis obat antialergi dan pil tidur yang dijual bebas di pasaran mengandung difenhidramin, yaitu sejenis bahan yang bisa menyebabkan Anda merasa lemas sepanjang siang. Obat ini juga mengganggu pola tidur Anda di malam hari. Akibatnya, metabolisme tubuh melemah dan jumlah kalori yang dibakar tubuh akan berkurang.

4/ OBAT PENGONTROL TEKANAN DARAH
Jenis obat golongan penghambat alfa dan penghambat beta bisa membuat Anda merasa lelah, sehingga pada sejumlah pasien akan mengundang pertambahan berat badan (jumlah pertambahannya bervariasi).

Jika merasa energi Anda berkurang setelah beberapa waktu mengonsumsi obat ini, konsultasikan kepada  dokter, dan mintalah obat pengganti jenis lain, misalnya obat penghambat ACE (angiotensin converting enzyme) atau penghambat kanal kalsium.

5/ OBAT ANTIDIABETES
Insulin membantu proses pengolahan gula di dalam darah. Insulin serta obat golongan sulfonilurea mampu meredakan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), yang berakibat merangsang selera makan. Beberapa pasien melaporkan pertambahan bobot hingga 5,5 kg sepanjang 3-12 bulan pertama pengobatan.

Sebagai pengganti, mintalah pada dokter Anda jenis obat yang tidak menyebabkan pertambahan berat badan, seperti metformin.

6/ OBAT ANTIMIGRAIN
Jenis obat antimigrain yang berbasis asam valproat mampu menstimulasi rasa lapar. Tapi, belakangan ini, dokter lebih banyak meresepkan topiramat atau sumatriptan, karena keduanya tidak menyebabkan pertambahan berat badan dan terbukti aman secara keseluruhan.

Tapi, yang terbaik, Anda menjauhi penyebab-penyebab migrain. Caranya: kurangi konsumsi makanan berbahan pengawet, mengelola stres, dan olahraga teratur agar emosi tetap stabil.

7/ STEROID
Obat oral kortikosteroid yang biasa digunakan untuk mengatasi rematik dan peradangan kronis, sering kali menyebabkan berat badan bertambah. Soalnya, jenis obat ini bisa ‘merampas’ kalori dari cadangan energi Anda dan mengubahnya menjadi sel-sel lemak. Jadi, tak hanya menimbun lemak, cadangan energi pun jadi berkurang, sehingga Anda ingin makan terus.

Dalam beberapa kasus, pertambahan bobot tubuh bisa mencapai 14 kg. Mintalah dokter mengganti obat Anda dengan jenis obat antiradang yang tidak mengandung steroid, misalnya ibuprofen. (f)

Baca juga:
8 Resep Bugar Sepanjang Hari
Benarkah Pria Lebih Mudah Langsing Daripada Wanita?
3 Jenis Olahraga untuk Anda yang Obesitas


Topic

#Obat, #obesitas



MORE ARTICLE

Obat apa yang bisa membuat badan gemuk?

Obat apa yang bisa membuat badan gemuk?

Apa nama obat gemuk di apotik?

Vitamin penambah nafsu makan untuk dewasa tanpa efek samping.
Tiens Zinc Pil. Vitamin penambah nafsu makan untuk dewasa tanpa efek samping (Foto: Tiens Zinc Pil) ... .
Kianpi Pil. ... .
3. Herbal Gemuk Sehat. ... .
4. Appeton Weight Gain. ... .
Curvit CL. ... .
6. Asam Folat. ... .
7. Madu Al Mabruroh. ... .
8. Curvit Kaplet..

Obat apa bikin badan gemuk?

Berbagai macam obat antidepresan bisa membuat berat badan Anda meningkat..
citalopram (Celexa).
fluoxetine (Prozac).
fluvoxamine (Luvox).
mirtazapine (Remeron).
paroxetine (Paxil).
sertraline (Zoloft).

Minum apa agar cepat gemuk?

Tips Menggemukkan Badan.
Makan lebih sering. ... .
Minum air putih setelah makan. ... .
Perbanyak minum susu dan smoothies. ... .
4. Lakukan olahraga yang melatih kekuatan. ... .
Konsumsi makanan berprotein tinggi. ... .
6. Sarapan setiap pagi. ... .
7. Stop merokok. ... .
Tidur cukup setiap malam..

Apakah obat gemuk badan ada di apotik?

Obat penggemuk badan yang bisa dibeli di apotek adalah yang berjenis weight gainers. Suplemen ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan asupan kalori harian Anda dan kebanyakan dibuat dari karbohidrat dan protein dosis tinggi.