Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran tiap kata dalam puisi. Tekanan banyak berhubungan juga dengan intonasi untuk menciptakan kesan pada pendengar. Intonasi menyangkut persoalan ”tekanan dinamik”, yaitu keras lembutnya suara; ”tekanan tempo”, yaitu cepat lambatnya ucapan; ”tekanan nada”, yaitu menyangkut tinggi rendahnya suara; dan ”modulasi” yang meliputi perubahan bunyi suara (karena marah bunyi suara menjerit, karena lelah bunyi suara mendesah, dan sebagainya). Ketepatan intonasi atau irama ini bergantung kepada ketepatan penafsiran atas puisi yang dibacakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tekanan berkaitan dengan keras lembutnnya suara dan berkaitan dengan intonasi penyangkut persoalan tekanan dinamik, tekanan tempo, tekanan nada, dan modulasi.
Membaca puisi umumnya dilakukan dengan membaca nyaring atau dengan
mendeklamasikannya. Deklamasi adalah pembacaan puisi yang disertai gerak dan
mimik yang sesuai. Dalam berpuisi, berdeklamasi, pembaca tidak sekedar
membunyikan kata-kata, lebih dari itu ia pun bertugas mengekspresikan perasaan
dan pesan penyair dalam puisinya. Untuk itu pembaca hendaknya: (1) memaknai
puisi secara utuh, (2) memerhatikan lafal, tekanan, dan intonasi dalam
menyampaikannya, sesuai dengan struktur fisik dan struktur batin puisi itu.
Deklamasi juga menekankan kepada ketepatan pemahaman, keindahan vokal dan ekspresi
wajah. Akan tetapi, deklamasi acapkali disertai dengan gerak-gerik tubuh yang
lebih bebas dan ekspresi wajah yang lebih kuat dibandingkan membaca indah
(Kosasih, 2012: 119)
Apa saja Teknik Membaca Puisi yang baik ? Ada 3 Teknik Membaca Puisi yaitu 1) Ketepatan ekspresi/mimik; 2) Kinesik
yaitu gerak anggota tubuh, dan 3) Kejelasan artikulasi Berikut ini penjelasan 3 Teknik Membaca Puisi yang baik dan benar. Simak penjelasan berikut agar kamu bisa membaca puisi dengan benar. 1. Ketepatan ekspresi/mimik Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka. Keduanya menjadi penting saat membawakan sebuah karya puisi. Seorang pembaca puisi tentu saja harus dapat menyesuaikan ekspresi dan mimik wajah sesuai dengan isi yang terkandung dalam puisi tersebut. Ketika puisi yang dibawakan bernada sedih, maka ekspresi si pembaca juga harus memperlihatkan ekspresi dan mimik kesedihan. Atau jika puisi yang dibawakan bernada marah, gembira atau senang. maka sesuaikanlah ekspresinya. Ketepatan ekspresi dan mimik dalam membaca puisi saat tampil merupakan satu keharusan yang berguna untuk menggambarkan serta menyampaikan isi (pesan) dari cerita di dalam puisi tersebut terhadap pemirsa atau penonton. 2. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gestur adalah gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerak anggota tubuh saat membawakan puisi juga tidak kalah penting selain ekspresi dan mimik yang harus anda perhatikan. Gerak gerik dan mimik yaitu faktor yang penting dalam membaca puisi didepan orang banyak. Penggunaan gerak-gerik dalam pembacaan puisi sanggup membangkitkan gairah pendengar untuk mendengarkan puisi yang anda bawakan. Selain itu penggunaan mimik yang tepat sesuai dengan tema puisi juga haruslah dilakukan dengan baik biar seperti pembaca ikut mengalami dan mencicipi apa yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan. Oleh alasannya yaitu itu, pembaca dituntut untuk memahami bahan puisi dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh biar mimik yang didapatkan sanggup sempurna Bayangkan, ketika anda harus membawakan sebuah puisi sukacita, namun gerakan anda tidak memperlihatkan kebahagiaan. Makna puisi tersebut tidak akan tersampaikan. Yang ada malah jadi terlihat aneh. Itulah sebabnya sangat dianjurkan sebelum mulai membaca puisi, pelajari dulu tema puisi tersebut. Menggambarkan kebahagiaan, kesedihan atau mungkin kemarahankah? Kalau kamu sudah mengenali isi dari puisi tersebut, akan lebih mudah bagi anda untuk mengekspresikan dalam gerakannya nanti. Pesan puisi bisa tersampaikan hanya melihat dari kinesik atau gerakan anggota tubuh kamu. Karenanya, perhatikan dan sesuaikan gerakan tubuh anda dengan kandungan puisi yang anda baca. Selain gerak gerik dan mimik, sikap merupakan kunci kesuksesan membaca puisi dihadapan orang, maka dari itu diharapkan penguasaan perilaku yang tepat oleh pembaca. Selama membaca puisi, sebaiknya pembaca berusaha mendapat perhatian yang positif dari pendengar atau penonton. Hal yang harus dilakukan yaitu perilaku yang masuk akal dan ketenangan menghadapi orang lain. Untuk sanggup menguasai dua hal tersebut, pembaca dituntut untuk latihan dan menguasai puisi yang akan dibacakan secara matang biar kadab tampil tak akan gugup dan perilaku yang ditunjukan sanggup sempurna. 3) Kejelasan artikulasi atau ketepatan dalam melafalkan kata- kata. Pelafalan yaitu suatu proses atau perjuangan untuk mengucapkan bunyi bahasa, baik itu suku kata, kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Intonasi yaitu penyajian tinggi rendah irama puisi dengan memerhatikan jenis-jenis tekanan, menyerupai tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo. Simak penjelasannya di bawah ini. Tekanan dinamik, yaitu tekanan pada kata yang terpenting menjadi sari kalimat atau bait puisi. Tekanan nada, yaitu tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah, sedih, gundah, galau, dan suasana hati lainnya. Tekanan tempo, yaitu lambat atau cepatnya pengucapan suku kata atau kalimat. Volume bunyi yang dipakai sebaiknya menyesuaikan kawasan dan jumlah estimasi jumlah pendengar. Jika pembacaan puisi dilakukan di kawasan yang terbuka maka sebaiknya volume bunyi ludang keringh lantang dan jikalau pembacaan puisi di dalam ruangan volume bunyi harus menyesuaikan luas kawasan biar pendengar sanggup nyaman mendengarkan puisi yang anda bacakan. Untuk pementasan puisi dikala ini sangat banyak memakai pengeras bunyi atau mic. Maka dari itu pembaca puisi juga harus menguasai teknik penggunaan mic biar bunyi yang dihasilkan tidak sumbang, tidak terlalu pelan ataupun tidak terlalu keras. Kelancaran dan kecepatan sangat mempengaruhi pendengar dalam menikmati puisi yang dibawakan. Kedua hal tersebut harus benar-benar dicermati biar pendengar sanggup menikmati puisi yang dibacakan dengan baik serta pesan yang ada di dalam puisi juga sanggup tersampaikan. Kelancaran membaca puisi dekat kaitannya dengan latihan, alasannya yaitu hanya dengan latihan maka akan didapatkan kelancaran membaca yang baik. Selain itu kecepatan membaca juga harus diperhatikan, apabila kecepatan membaca puisi terlalu cepat maka pendengar akan susah memahami isi puisi dan jikalau terlalu lambat juga akan menciptakan pendengar jenuh. Contoh Puisi Bertema Keluarga selalu menemaniku setiap waktu ya Tuhan lindungilah mereka sehingga kami menjadi bahagia Contoh Puisi Bertema Keluarga Senyum manis mereka selalu membuat ku semangat Canda tawa tangis menghiasi setiap waktu kita Kehidupan kita seperti roda yang berputar Kadang kita diatas dan dibawah Kebersamaan kita ibarat kata seperti jalan bergelombang Terkadang bahagia dan terkadang ada perselihan Tetapi semua itu menguatkan kita agar senantiasa bersama Untuk menghadapi gonjang ganjing kehidupan Pelukan dan cintanya mereka tak lepas dari kehidupanku Kasih sayang yang mereka berikan kepada ku Sejak kecil hingga aku beranjak dewasa Semua itu tidak bisa terukir oleh kata-kata Ibu yang selalu merawatku Semua jasa yang diberikan tidak bisa ku balas kepada ibuku Ayah yang selalu mencari nafkah Untuk mencukupi kehidupan keluarga Walaupun panas mentari menerjang Semangat dan tekadnya menguatkannya Kakak yang selalu mendengarkan curhatku di setiap hari Saat aku kecil kau yang mengenalkanku akan kehidupan ini Senantiasa menguatkan ku untuk meraih impian Memotivasiku agar tidak mudah menyerah Rasanya kehidupan ini hampa Tetapi hati dan jiwalah yang selalu mendekatkan kita walaupun jauh atau dekat Alunan melodi selalu mengiringi kebersamaan kita Maafkan ku bila pernah melukai hatimu Baik perkataan dan perbuatanku Ku bergitu sempurna ketika dekat dengan kerluarga kecilku (sumber kompasiana.com) |