Apa yang mempengaruhi perubahan musim di Brunei Darussalam

Pada artikel kali ini akan membahas tentang letak astronomis Brunei Darussalam serta pengaruhnya. Apabila kalian ditanya mengenai letak Brunei Darussalam, maka jawaban singkatnya adalah berada pada kawasan Asia Tenggara. Ya, benar sekali. Brunei Darussalam adalah merupakan salah satu negara yang berlokasi di Asean, tetangga dari Malaysia dan juga Indonesia.

Kita juga sering mendengar penjelasan dari guru di sekolah bahwa Brunei Darussalam adalah merupakan negara kecil, namun sangat kaya raya. Sebab di negara ini terdapat sangat banyak sumber daya alam yang cukup melimpah seperti minyak bumi dan juga gas alam. Luas total dari wilayah Brunei kurang lebih sekitar 5.765 km2, atau hampir sama dengan luas Provinsi Bali di Indonesia. Langsung saja, dibawah ini adalah informasi tentang letak astronomis Brunei Darussalam dan letak geografis negara Brunei Darussalam beserta dengan pengaruh atau dampaknya.

Apa yang mempengaruhi perubahan musim di Brunei Darussalam

Letak astronomis adalah merupakan letak suatu wilayah yang dilihat dari posisi garis bujur (garis yang menghubungkan antara kutub selatan dan utara bumi secara vertikal) serta garis lintang (secara horisontal). Letak astronomis Brunei Darussalam adalah berada di antara 4° Lintang Utara (LU) – 5° Lintang Utara (LU) dan 114° Bujur Timur (BT) – 115° Bujur Timur (BT).

Baca juga: Kunjungi ngundang.com situs penyedia undangan digital online terbaik di Indonesia

Lalu apa saja dampak atau pengaruh dari letak astronomis Brunei Darussalam tersebut? Letak astronomis akan mempengaruhi kondisi iklim pada sebuah negara. Iklim di Brunei Darussalam adalah iklim Tropis. Curah hujan rata-rata per tahun di negara ini mencapai sekitar 3.000 mm, suhu udaranya adalah rata-rata 27 derajat celsius. Terdapat dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Mei sampai Oktober sementara musim kemarau berlangsung pada bulan November sampai bulan April.

Musim hujan terjadi pada saat bertiup angin musim barat daya yang lembab, sementara musim kemarau terjadi pada saat bertiup angin musim timur laut kering. Namun pada saat-saat seperti ini, dengan pemanasan global yang begitu dahsyat, cuaca sering berubah-ubah serta sulit untuk ditebak.

Baca juga : Letak Astronomis Benua Eropa Beserta Pengaruh dan Batas Wilayahnya

Baca juga: XPLORE.ID Menampilkan Destinasi Wisata Terbaik diKota Anda

Letak geografis adalah merupakan keberadaan posisi dari sebuah negara berdasarkan letak serta bentuknya pada muka bumi. Letak geografis umumnya di batasi dengan nama daerah yang secara langsung bersebelahan dengan daerah negara tersebut. Secara geografis, letak negara Brunei Darussalam adalah berada di Benua Asia, tepatnya di bagian utara Pulau Kalimantan (Borneo).

Wilayah Brunei Darussalam pada bagian sebelah barat, timur serta selatan secara langsung berbatasan dengan negara Malaysia, yaitu Sabah dan Sarawak yang sama-sama berada di pulau Kalimantan bagian utara. Sementara pada bagian sebelah utara, Brunei berbatasan dengan Laut China Selatan.

Berdasarkan dari letak geografis nya, Brunei Darussalam terbagi dalam dua wilayah yaitu Brunei bagian barat dan timur. Kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh negara Malaysia, jadi tidak secara langsung berhubung.

Brunei Darussalam bagian barat terdiri atas tiga distrik, yaitu Belait, Tutong dan Brunei Murara. Sementara wilayah bagian timur hanya terdapat satu distrik, yaitu bernama Temburong. 97% masyarakat Brunei Darussalam tinggal di wilayah bagian barat, sisanya sebanyak 3% berada di wilayah bagian timur.

Baca juga : Letak Astronomis Benua Australia, Iklim, dan Kondisi Alam

Pengaruh Letak Geografis Brunei Darussalam

Berbeda dengan letak astronomis yang berdampak pada kondisi iklim serta cuaca. Letak geografis Brunei Darussalam mempengaruhi terhadap bentang alam atau kondisi geografisnya. Keadaan alam Brunei cukup bervariasi. Daerah pada tepi pantai, berupa rawa-rawa dengan hutan bakau. Sementara pada wilayah pedalaman terutama di wilayah bagian barat (Temburong) adalah berupa perbukitan bergunung-gunung.

Di daerah hutan serta pegunungan merupakan tempat hidup sejumlah satwa langka yang masih dapat dijumpai, seperti kera, harimau tutul serta gajah. Puncak tertinggi di Negara Brunei Darussalam adalah berada di Gunung Pagon, ketinggiannya adalah sekitar 1.850 meter diatas permukaan laut.

Selain rawa serta perbukitan, terdapat juga sejumlah sungai yang sebagian mengalir ke arah utara. Keberadaan sungai tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat baik sebagai kegiatan wisata, ataupun dimanfaatkan untuk kepentingan yang lainnya seperti ketersediaan air. Sungai Belait adalah merupakan sungai terpanjang di Brunei Darussalam.

Baca juga : Letak Astronomis Benua Asia dan Penjelasan Lengkapnya

Letak Geologis Brunei Darussalam

Letak geologi Brunei ditentukan oleh struktur permukaan pada suatu daerah. Brunei dengan wilayahnya yang tidak terlalu besar memiliki karakteristik yang cukup berbeda pada setiap bagian negara. Secara umum, lokasinya dibedakan menjadi dua yaitu:

  • Wilayah bagian barat lebih didominasi oleh dataran rendah yang berawa-rawa. Daerah ini merupakan wilayah berbatasan langsung dengan negara Malaysia.
  • Wilayah bagian utara yang berbatasan dengan Laut CIna Selatan terdiri dari dataran yang cukup luas serta dialiri oleh beberapa sungai serta teluk. Di tempat inilah terdapat teluk Brunei.

Tidak hanya berupa wilayah dataran rendah saja, negara ini juga memiliki perbukitan yang terletak di daerah perdalaman. Puncak tertingginya adalah sekitar 1.850 m yang terdapat di Bukit Pagon, bagian Temburong. Di bagian timur banyak terdapat sungai mengalir yang diantaranya seperti sungai Temburong dan anak sungainya .

Keuntungan Letak Geografis Brunei Darussalam

Pengelolaan kekayaan alam yang baik telah membuat Brunei Darussalam menjadi salah satu negara kaya di Asia. Memiliki letak astronomi dan geografi yang tidak sangat menguntungkan karena diapit oleh Malaysia, nyatanya telah memberikan dampak yang cukup positif bagi negara Brunei, diantaranya:

1. Memiliki iklim tropis
Musim penghujan di Brunei Darussalam berlangsung pada bulan Mei – Desember, sedangkan di bulan Januari – April terjadi musim kemarau.

2. Keanekaragaman penduduk
Kondisi alam Brunei Darussalam yang cukup kaya akan bahan tambang telah membuat banyak etnis lain yang berdatangan ke negara ini. Sebagian besar penduduknya adalah dari etnis Melayu serta Cina.

3. Perekonomian yang maju
Penyumbang perekonomian terbesar di negara Brunei adalah berasal dari pertambangan berupa gas alam serta minyak bumi. Selanjutnya adalah berasal dari bidang industri pengolahan minyak bumi, gas alam cair, serta konstruksi.

Demikian adalah pembahasan secara rinci terkait Letak Astronomis Brunei Darussalam Serta Dampaknya. Semoga dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel menarik dan informatif lainnya tentang negara Brunei. Kurang lebih kami mohon maaf, sekian terima kasih.

Apa yang mempengaruhi perubahan musim di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam will limit its agricultural land use to one percent, a government minister pledged this week.

JAKARTA , Indonesia – Brunei Darussalam akan membatasi penggunaan lahan pertanian hingga satu persen, janji menteri pemerintah Brunei bulan lalu, seraya mengatakan bahwa negara kecil di pulau Kalimantan ini mempunyai  “niat politik kuat” bagi pelestarian hutan.

Negara Brunei, dengan luasan kurang lebih sama dengan Bangkok, tiga per empat dari luas daratannya ditutupi hutan, sebagian besar di antaranya berada di Jantung Kalimantan, 22 juta hektar lanskap dengan hutan konservasi bernilai tinggi.

Brunei berkomitmen terhadap “upaya pertanian lestari dan bertanggung jawab,”ujar Pehin Dato Yahya Bakar, Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Utama, dalam pidatonya pada hari terakhir KTT Hutan Asia awal bulan lalu.

“Kami membatasi produksi pertanian, tidak boleh melebihi satu persen dari lahan kami, bahkan untuk produksi penting makanan pokok seperti beras,” kata Bakar.

Ia mengatakan, negaranya berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dan Malaysia – yang berbagi pulau dengan Brunei – dalam melestarikan Jantung Kalimantan, sebagaimana kesepakatan deklarasi bersama di tahun 2007.

“Di Brunei ada niatan politik kuat serta partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk melindungi dan melestarikan warisan hutan alam ,” katanya.

Dia mengatakan, Brunei juga berkomitmen memanfaatkan “teknologi dan tepat guna” agar tercapainya ketahanan pangan melalui varietas tanaman lebih unggul serta teknik pertanian yang lebih produktif, ketimbang menebang habis hutan untuk pertanian.

Negara ini akan terus menawarkan hutan hujan tropisnya bagi penelitian dan studi, kata Bakar, dan menambahkan bahwa Brunei telah memutuskan menghentikan penebangan kayu di hutan cadangan produksi “guna mempertahankan integritas ekosistem hutan “.

“Kami memahami, peningkatan nilai ekosistem hutan yang berdasarkan pada layanan ekologi dan keanekaragaman hayati memiliki nilai lebih dibandingkan hanya dari layanan kayu,” katanya.
Kalimantan, pulau ketiga terbesar di dunia, hanya satu persen dari seluruh daratan bumi, namun memiliki sekitar enam persen keanekaragaman hayati global di hutan tropisnya, catatan dari WWF.

Kalimantan telah kehilangan sekitar setengah tutupan hutannya, dalam dekade terakhir sebagian besar akibat penebangan kayu keras tropis yang diintensifkan pada 1970-an; aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit dengan cepat meluas akhir-akhir ini.

Pembelajaran dari Filipina

Berpidato setelah menteri dari Brunei, Demetrio Ignacio, wakil dari Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina, menjelaskan dalam pertemuan ini, bagaimana penggundulan hutan yang merajalela telah meninggalkan tutupan hutan di negaranya 24 persen saja, salah satu yang terendah di Asia Tenggara, dan bagaimana pemerintah berusaha keras mulai memulihkan hutan. ( Lihat videonya di atas).

Sejak tahun 2011, mereka telah memetakan program ambisius penanaman pohon guna mengembalikan tutupan hutan hingga 30 persen pada tahun 2016; serta telah menerapkan larangan penebangan yang pertama di negara ini.

Sejak itu, pihak berwenang telah menyita 25,5 juta kaki papan hasil hutan yang dipanen secara ilegal dan telah menghukum lebih dari 180 orang yang secara ilegal telah mengakibatkan kerusakan hutan, kata Ignacio.

Negara ini menggunakan pesawat tanpa awak untuk memantau deforestasi dan telah mengurangi titik pembalakan liar hingga 84 persen, kata Ignacio, dari 197 titik ke 31 titik sejak 2011.

“Kami akan mengurangi titik ini sampai habis,” katanya.

Wakil negara tersebut juga menekankan pentingnya membatasi deforestasi dalam memerangi perubahan iklim, menunjuk pada kehancuran yang diakibatkan oleh bencana seperti topan Haiyan, yang mengoyak beberapa bagian negara, menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu pengungsi.

Menurut proyeksi Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim, jika temperatur naik lebih dari dua derajat Celsius pada akhir abad, akan “berimplikasi serius bagi Filipina,” kata Ignacio.

“Kami adalah salah satu negara yang paling rentan akan perubahan iklim di dunia.”