Cara mengetahui apakah mata kita juling?

Strabismus lebih kita kenal dengan istilah mata juling. Strabismus merupakan kondisi dimana terdapat ketidaksejajaran antar kedua mata. Salah satu mata dapat terlihat lurus menuju suatu objek, sedangkan mata yang lain dapat terlihat mengarah ke dalam, ke luar, ke atas, ataupun ke bawah. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas penglihatan seseorang.

Kondisi ini dapat dialami oleh dewasa maupun anak-anak. Tanda yang mudah terlihat pada penderita strabismus adalah kondisi salah satu mata yang tidak sejajar dengan mata yang lain. Sedangkan, gejala yang dapat menyertai kondisi ini ialah penglihatan buram, rasa tidak nyaman saat membaca, sakit kepala, dan mata mudah lelah setelah pemakaian mata berkepanjangan

Ketidaksejajaran kedua mata ini tentu mudah disadari oleh orang-orang disekitar. Penderita mata juling menjadi kesulitan dalam interaksi sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kondisi strabismus juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri maupun kesehatan mental.

Penyakit mata juling biasanya dialami oleh anak-anak yang berusia 1-3 tahun. Dilihat dari jenisnya, stratismus memiliki beberapa jenis antara lain, Esotropia (mata melenceng ke arah dalam), Eksotropia (mata melenceng ke arah luar), Hipertropia (mata melenceng ke arah atas), dan Hipotropia (mata melenceng ke arah bawah). Tipe strabismus yang paling sering terjadi adalah esotropia dan eksotropia.

Strabismus yang hanya muncul setelah penglihatan binokular terganggu disebut strabismus laten, heteroforia, atau foria, sedangkan apabila deviasi terjadi pada kondisi penglihatan binokular disebut sebagai strabismus manifest, heterotropia, atau tropia. Tropia dapat berupa esotropia (juling kedalam) dan eksotropia (juling keluar).

Strabismus dapat menimbulkan beberapa masalah. Pada usia yang lebih muda strabismus dapat menyebabkan gangguan penglihatan binokular, ambliopia dan gangguan stereopsis. Sedangkan pada dewasa selain menyebabkan diplopia, dapat juga terjadi masalah psikososial karena gangguan kosmetik.

Strabismus dapat disebabkan oleh faktor herediter atau kelainan genetik. Mekanisme terjadinya strabismus akibat faktor herediter atau kelainan genetic belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Namun pada sumber lain didapatkan bahwa pada strabismus eksotrofia sangat erat kaitannya dengan unsur herediter yaitu terkait trait autosomal dominan (gen pembawa sifat tertentu).

Strabismus juga dapat disebabkan oleh kelainan refraksi berupa miopia, astigmatisma dan hipermetropia. Lebih dari 30% anak-anak dengan hipermetropia yang berkembang menjadi esotrofia pada usia tiga tahun. Pada pasien miopia juga dapat terjadi esotropia akibat pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan mengakibatkan keluhan astenopia konvergensi menetap.

Kelainan anatomi pada mata dan kelainan saraf sensori motorik juga dapat menyebabkan strabismus. Kelainan pada otot luar mata dan kelainan pada rongga orbita merupakan penyebab tersering dari kelainan anatomi. Kelainan pada otot luar mata disebabkan karena adanya trauma pada kepala ataupun orbita dan kelainan pada rongga orbita disebabkan oleh tumor pada orbita ataupun penyakit lainnya.

 

Ada 6 otot yang bekerja bersama untuk menggerakkan mata. Strabismus dapat terjadi ketika otot-otot itu tidak bekerja bersama. Ini mungkin disebabkan oleh masalah dengan otot, saraf, atau masalah di otak. Strabismus juga dapat disebabkan oleh cidera mata atau kepala, penyakit yang mempengaruhi saraf atau otot seperti otak palsy (Cerebral Palsy) atau down syndrome, dan tumor otak.

Faktor lain yang terkait dengan strabismus pada anak-anak yakni berat badan lahir rendah (<1250 g), bayi prematur yang mengalami retinopati prematuritas, riwayat keluarga strabismus, kelainan neuromuskuler (Misalnya sklerosis multipel, miastenia gravis, botulisme), kelainan okular kongenital, tumor otak atau mata (misalnya retinoblastoma).

Selain itu, faktor lain yang memengaruhi adalah katarak, Cidera kepala, Infeksi (Misalnya meningitis, ensefalitis, campak), kondisi sistemik dengan manifestasi okular yang mengancam penglihatan (Misalnya artritis reumatoid juvenile remaja, yang dapat menyebabkan iritis dan katarak), obat-obatan dan racun.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan posisi kedua mata tidak lurus dan penglihatan binokuler terganggu serta berdampak pada fungsi indra penglihatan. Strabismus termasuk kelainan mata yang umum terjadi dan terapi harus dimulai sesegera mungkin agar dapat menjamin ketajaman penglihatan dan fungsi binokuler sebaik mungkin sehingga penting untuk mengetahui faktor penyebab strabismus sejak dini.

KOMPAS.com - Mata juling atau strabismus adalah suatu kondisi ketika mata tidak sejajar satu sama lain.

Dengan kata lain, satu mata berputar ke arah yang berbeda daripada mata lainnya.

Melansir dari Mayo Clinic, dalam kondisi normal, enam otot yang mengontrol gerakan mata bekerja sama dan mengarahkan kedua mata ke arah yang sama.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Mata Merah sesuai Penyebabnya

Pasien dengan mata juling memiliki masalah dengan kontrol gerakan mata dan tidak dapat menjaga kesejajaran mata (posisi mata) normal.

Gejala umum yang muncul pada pasien mata juling adalah kondisi mata yang tidak sejajar satu sama lain.

Berdasarkan arah berputar bola mata, ada beberapa jenis mata juling atau strabismus, yakni sebagai berikut.

  • Belok ke dalam (esotropia)
  • Belok ke luar (exotropia)
  • Putar ke atas (hipertropia)
  • Putar ke bawah (hipotropia)

Selain itu, ada beberapa gejala lain dari mata juling yang juga menyertainya.

Gejala ini tidak muncul secara terus-menerus, tetapi biasanya akan muncul pada saat pasien mengalami kelelahan atau tidak enak badan.

Berikut ini beberapa gejala lain yang mungkin dialami penderita mata juling, seperti dilansir dari Healthline.

  • Gangguan penglihatan
  • Penglihatan ganda
  • Penurunan persepsi kedalaman
  • Kelelahan mata atau sakit kepala

Baca juga: Konsumsi Suplemen Baik Untuk Kesehatan Mata, Benarkah?

Kebanyakan penyebab mata juling adalah adanya kelainan kontrol neuromuskular gerakan mata.

Selain itu, dalam beberapa kasus, ada masalah dengan otot mata.

Mata juling juga terkadang bersifat genetik atau diturunkan.

Sebanyak 30 persen anak penderita mata juling juga memiliki anggota keluarga dengan masalah serupa.

Di samping itu, ada beberapa kondisi lain yang menjadi penyebab mata juling, seperti berikut.

  • Kesalahan refraksi yang tidak diperbaiki
  • Penglihatan buruk di satu mata
  • Cerebral palsy
  • Sindrom Down (20 - 60 persen dari pasien ini terpengaruh)
  • Hidrosefalus (penyakit bawaan yang menyebabkan penumpukan cairan di otak)
  • Tumor otak
  • Stroke (penyebab utama strabismus pada orang dewasa)
  • Cedera kepala, yang dapat merusak area otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan mata, saraf yang mengontrol gerakan mata, dan otot mata.
  • Masalah neurologis (sistem saraf)
  • Penyakit Graves (kelebihan produksi hormon tiroid)

Penanganan

Penanganan terhadap mata juling bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan penyebabnya.

Baca juga: Punya Gejala Sama, Apa Beda Alergi dan Infeksi Pada Mata?

Oleh karena itu, pemeriksaan secara komprehensif harus dilakukan.

Jika mata juling disebabkan oleh mata malas, dokter mungkin meminta untuk mengenakan penutup mata.

Cara ini dilakukan untuk memaksa otot mata agar bekerja lebih keras.

Selain itu, dokter mungkin juga meresepkan obat tetes mata atau suntik botox untuk melemahkan otot mata yang terlalu aktif.

Cara mengetahui apakah mata juling?

Gejala Mata Juling.
Mata terlihat tidak sejajar..
Penglihatan ganda..
Kemampuan untuk memperkirakan jarak sebuah objek menurun..
Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan..
Kepala dimiringkan saat melihat sesuatu..
Sering berkedip atau menyipitkan mata..
Mata terasa lelah..
Sakit kepala..

Mata juling seperti apa?

Mata juling atau yang disebut dengan strabismus adalah kondisi di mana posisi kedua mata tidak sejajar dan bergerak ke arah berbeda. Kondisi ini membuat salah satu mata tampak mengarah ke depan, sementara mata lainnya melihat ke atas, bawah, atau samping.

Apa yang menyebabkan mata jadi juling?

Umumnya, mata juling lebih sering terjadi pada anak-anak. Faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi diyakini ada keterkaitan dengan sistem saraf yang bertanggung jawab terhadap kontrol otot mata, tumor tertentu, benturan pada kepala atau penyakit mata yang lain.

Bagaimana cara agar mata tidak juling?

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyembuhkan mata juling:.
Menggunakan Kacamata. Dengan menggunakan kacamata, penderita mata juling akan lebih fokus dalam melihat objek tertentu..
Pemberian Obat. ... .
Olahraga Mata. ... .
Operasi Mata..