Karawitan yang berasal dari Jawa dan Bali disebut

Karawitan yang berasal dari Jawa dan Bali disebut
Karawitan yang berasal dari Jawa dan Bali disebut

FOTO : museumnusantara.com

Anda yang menyukai kesenian, terutama seni suara dan seni pertunjukan, baik itu seni tradisional atau pun modern, pasti tahu dengan gamelan. Ya, meskipun harusnya semua warga negara Indonesia tahu dengan gamelan, karena memang merupakan aset budaya nasional, gamelan ini sangatlah unik. Perpaduan bunyi dari banyak alat musik yang dihasilkannya menciptakan suara yang indah.

Jika pernah atau sering mendengar gamelan, pernahkah Anda tergelitik membedakan antara gamelan Jawa, Sunda, dan juga Bali? Jika pernah, Anda hebat. Sebab ketiga gamelan ini, walau pun ada sedikit bedanya, namun jika harus dijelaskan secara detail, perbedaan-perbedaannya nyaris susah diuangkapkan. Akan tetapi meskipun begitu, beberapa kalangan mampu menuliskannya. Apa saja perbedaan gamelan Jawa, Sunda, dan Bali? Berikut ini adalah uraiannya.

Gamelan Jawa vs Gamelan Bali

Gamelan bsa didefinisikan sebagai suatu orkestra yang menggunakan instrumen yang terbuat dari logam. Ada instrumen logam yang berbentuk seperti bilah, ada juga gong kecil dan besar, ada instrumen gesek, ada instrumen tiup, serta ada instrumen kendang. Instrumen-instrumen tersebut kemudian dimainkan dengan menggunakan pola ketukan yang berbeda-beda.

Gamelan karawitan basanya terdiri atas 2 tangga nada. Yaitu tangga nada pelog dan juga tangga nada salendro. Keduanya diwujudkan dalam bentuk dua instrumen yang identik, tetapi memiliki bilah bunyi yang berbeda. Di dalam karawitan Bali, ada jenis yang mampu menyediakan dua bilah bunyi sekaligus. Yaitu smaradhana.

Adapun gamelan karawitan Jawa, itu ada bonang, ada demung, ada saron, ada gambang, ada kenong, ada slenthem, ada rebab, ada gong, dan ada kendang. Dari instrumen-instrumen tersebut, alat musik yang memiliki peran sebagai pengatur suasana dan tempo adalah kendang. Nah penabuh kendang sendiri biasanya merupakan orang yang sangat dengan benar unsur-unsur karawitan. Dari mulai unsur lagu dan syair, unsur tempo, dan juga peran setiap instrumen.

Sementara bonang memiliki peran pemberi varian nada dari lagu dasar. Penabuh bonang ini pada umumnya merupakan orang yang paham variasi nada.

Gamelan Bali memiliki instrumen dasar yang hampir sama dengan instrumen dasar gamelan Jawa. Perbedaan yang paling kentaranya ada di ukuran instrumen yang lebih kecil, suara instrumennya yang jauh lebih nyaring, dan juga alat pukulnya yang lebih ringan yang sangat memungkinkan para pemain di dalam memainkan gamelan secara cepat.

Instrumen-instrumen gamelan Bali ini ada gangsa, ada ugal, ada jegogan, ada jublag, ada gong gede, ada kempur, ada klenthong, ada reyong, ada trompong, ada ceng-ceng, ada suling, ada rebab, dan ada kendang. Di gamelan Bali, kendang memiliki peran di dalam menuntun ekspresi serta tempo di dalam keseluruhan lagu.

Gamelan Sunda

Itu mengenai beda gamelan Jawa dan Bali. Nah untuk gamelan Sunda atau degung, instrumen yang dipakai ada suling degung, ada rebab, ada kecapi, ada bonang, ada kulanter, ada jengglong, ada saron, ada gambang, ada panerus, dan juga ada gong serta kendang. Dalam karawitan Sunda, rebab serta suling sangat dominan. Keberadaannya sangat nyata ketika tembang dilantunkan oleh sinden.

Ya, gamelan memang merupakan wujud dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam kurun waktu yang lama. Hal yang paling indah dari gamelan adalah kemampuannya dalam menghadirkan sekaligus juga rentang suara yang cukup luas.

Seperti itulah orkestra tradisional yang menjadi wajah Nusantara. Orkestra ini sangatlah indah. Sama halnya dengan keindahan orkestra yang dimiliki musik klasik di Eropa. Yang membedakan adalah kesemuanya memiliki instrumen yang berbeda, kemudian juga tangga nada yang berbeda, serta ekspresi yang juga berbeda.

Sudah sepantasnya kita bangga dengan orkestra tradisional yang kita miliki ini. Kualitasnya tak kalah dengan orkestra musik klasik di Eropa. Seperti yang tadi disinggung, yang berbeda hanya pada intrumennya saja. Dan mungkin juga budayanya. Toh gamelan ini juga sekarang sudah bisa dimodifikasi dan dikolaborasikan dengan instrumen musik modern. Hasilnya jelas luar biasa. Musik yang tak pernah ada sebelumnya.

Mari kita lestarikan aset budaya nusantara ini. Supaya generasi penerus bangsa tahu bahwa negara kita punya sesuatu yang membanggakan. Punya sesuatu yang original. Yang bisa membawa negara kita sejajar dengan bangsa lain dalam hal musik.

Well…

Itu dia uraian mengenai gamelan Jawa, Bali dan juga Sunda. Tak kalah keren dari musik-musik yang lainnya. Anda sudah mendengar kesemua jenis gamelan nusantara ini? Jika belum, inilah saatnya. Ayo eksplor kekayaan budaya negeri kita sendiri.

Caranya bisa dengan Pesan Lion Air di sini. Kemudian nanti bisa langsung terbang ke Jawa. Sekalian juga traveling ke tempat-tempat wisata yang ada di Jawa. Tapi jangan lupa, selalu taat protokol kesehatan. Di mana pun dan kapan pun itu. Biar badan kita selalu fit dan sehat, segalanya pun menjadi lancar dan menyenangkan. Bukan begitu? (ADV)

Provinsi Bali memiliki budaya dan pariwisata yang menjadi daya tarik untuk wisatawan. Bali memiliki warisan budaya seperti bangunan, upacara keagamaan, tarian tradisional, termasuk alat musik tradisional.

Seni musik tradisional Bali sudah diwariskan secara turun temurun. Contoh alat musik Bali adalah Gamelan Bali. Di Indonesia, gamelan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu gamelan Jawa, gamelan Bali, dan gamelan Sunda.

Di Bali, gamelan sudah ada sejak masa Pra-Hindu Jawa. Alat musik ini digunakan untuk iringan upacara ritual seperti Poong Gigi. Ritual ini dilakukan untuk menandakan seorang anak yang menginjak masa remaja.

Ciri Khas Gamelan Bali memiliki ritme musik yang cepat. Gamelan Bali memiliki perangkat cymbal atau Ceng-Ceng. Alat musik ini berukuran kecil, berbunyi nyaring, dan dimainkan sangat cepat.

Alat Musik Tradisional Bali

Alat musik Bali biasanya digunakan untuk musik pengiring. Contoh alat musik seperti Terompang Beruk, gamelan Selonding, Tambur, dan Genggong Bali, seruling, dan masih banyak lagi.

1. Tambur

Tambur adalah alat musik tradisional Bali berbentuk gendang berukuran besar. Pemakaian tambur dilengkapi dengan kempur atau gong besar. Keduanya lalu dipukul secara bergiliran sesuai waktu. Ketika tambur dan gong dipukul akan menghasilkan suara seperti "dug" dan "pur".

Alat musik ini berkembang di masa kerajaan Karangasem. Ketika itu tambur digunakan sebagai penanda perang kerajaan Karangasem untuk memperluas wilayah.

Mengutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, tambur dipakai untuk musik pengiring upacara Yadnya (upacara besar). Pemakaian tambur digunakan untuk upacara Melasti (mensucikan perwujudan Tuhan) dan upacara besar di Pura Besakih. Selain itu tambur digunakan iringan musik pernikahan keturunan bangsawan atau kerabat raja.

2. Terompang Beruk

Terompang beruk terbuat dari bilah-bilah kayu lekukun. Bilah kayu ini diatur sesuai dengan nada terompong. Bilah kayu di pasangkan atau digantungkan di batok kelapa (beruk), untuk menghasilkan suara.

Terompang beruk dipakai untuk mengiringi tarian sakral dan biasanya dipasangkan dengan gamelan. Alat musik gamelan dibuat dari bilah kayu seperti bangsa, curing, riong, juglag, dan kemplung. Alat musik ini berkembang di desa Bunutan, Kecamatan Abang.

3. Gamelan Selonding

Gamelan Selonding adalah gamelan tradisional Bali yang digunakan untuk upacara adat dan agama. Kata Selonding diambil dari kata "salon" dan "ning". Artinya adalah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan.

Alat musik ini dipakai untuk upacara besar seperti Usaba Dangsil, Usaba Sumbu, Usaba Sri, Usaba Manggung. Gamelan Selonding tersebar di wilayah Bugbug, Prasi, Seraya, Tenganan Pegringsingan, Timbrah, Asak, Bungaya, Ngis, Bebandem, Besakih, dan Selat.

Alat ini terbuat dari bilah-bilah besi yang diletakkan diatas badan gamelan. Alat musik ini memiliki suara khas yang dikeluarkan dari tujuh nada.

4. Suling

Daerah Buleleng Bali dikenal sebagai penghasil bambu untuk suling. Daerah tersebut menyediakan bambu khusus untuk suling berukuran kecil, tipis, dan kulit luarnya agak mengkilat.

Suling di Bali dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu suling kecil, menengah, dan besar. Alat musik ini digunakan untuk pemegang melodi tinggi yang nadanya bisa ditentukan secara bebas sewaktu membuat.

5. Rindik

Mengutip dari buku Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Bali, alat musik rindik terbuat dari bambu. Bambu yang dipakai memiliki ukuran besar dan tebal seperti jenis bambu tiing petung.

Rindik menghasilkan nada tinggi dan rendah sesuai tebal tipisnya bambu. Bambu dari pangkal batang ke ujung akan menipis. Sehingga nada-nada tinggi yang dipakai bambu bagian pangkal dan nada rendah di bagian ujung.

6. Gerantang

Gerantang adalah instrumen musik dari bambu. Bambu yang dipakai adalah jenis tiing Tamblang yaitu bambu berukuran tipis dan sedang. Bambu ini biasanya ada di Bali Utara dan Buleleng. Panjang Gerantang berukuran 45 cm sampai 95 cm dari nada tertinggi dan terendah.

7. Genggong

Genggong adalah alat musik dari Bali yang dibunyikan dengan mengulum yang disebut palayah. Selain mulut, tangan kanan dan kiri bekerja untuk menghasilkan suara.

Genggong menghasilkan suara ketika jari tangan kiri memegang alat di sebelah kiri. Lalu tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil. Tangkai bambu kecil ini dihubungkan dengan tali benang di ujung alat sebelah kanan.

Cara membunyikan genggong ditarik tali ke samping lalu agak menyudut ke depan. Bagian mulut berfungsi untuk membesarkan atau mengecilkan nada.

8. Kendang

Kendang adalah alat musik yang ditabuh memakai tangan untuk menghasilkan suara. Kendang yang berukuran kecil disebut kendang lanang dan kendang berukuran besar disebut kendang wadon.

Kendang dimainkan dengan cara duduk bersila dan dipangku. Kemudian kedua tangan bebas menabuh alat musik ini. Pengrajin kendang tersebar di setiap kabupaten Bali seperti desa Blangsinga, Kabupaten Gianyar dan desa Jagaraga, Kabupaten Buleleng.

9. Gangsa

Salah satu alat musik dari Bali adalah gangsa yang terdiri dari instrumen berbilah-bilah. Gangsa termasuk instrumen dari perangkat gamelan. Gangsa terdiri dari 10 bilah yang nadanya lebih tinggi. Jenis Gangsa yaitu:

  • Gangsa gantung kantil
  • Gangsa gantung pemade
  • Gangsa jongkok pemade
  • Gangsa jongkok curing
  • Gangsa jongkok kantil
  • Gangsa jongkok pengakep
  • Gangsa jongkok Penunggal

10. Rebana Bali

Rebana Bali terbuat dari kayu yang dibentuk setengah bulatan yang memiliki garis tengah penampang lingkaran. Ukuran lingkaran sekitar 50 cm yang bagian dalamnya dilubangi dan bagian luas dihaluskan sehingga membentuk setengah bulatan.

Rebana dimainkan dengan cara dipukul dalam posisi tegak vertikal Penabuh duduk bersila, tangan kiri memegang badan rebana, dan tangan kanan memukul muka rebana.

11. Rebab

Rebab adalah satu-satunya alat musik yang dipakai di perangkat gamelan Bali. Rebab dibunyikan untuk memaniskan lagu dan suasana sendu. Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan rebab yaitu batok kelapa, kayu, kawat, paku, dan bulu kuda.

Cara memainkan rebab dilakukan dengan duduk bersila, bagian bawah rebab ditaruh didepan kaki dan posisi rebab menghadap ke depan. Tangan kiri memegang tangkai rebab sedangkan tangan kanan mulai menggesek rebab.

12. Gender

Alat musik dari Bali ini bentuknya sama dengan gangsa. Perbedaanya adalah teknik menabuhnya. Ciri khas yang membedakan gender atau gangsa adalah alat pemukulnya. Gangsa hanya memiliki satu alat pukul sedangkan gender dimainkan dengan dua alat pemukul. Menabuh gender dilakukan dengan duduk bersila, bagian telunjuk dan jari tengah memegang tangkai gender.

Sedangkan bagian tangkai bawah ditahan ibu jari. Jika gangsa dipukul memakai satu panggul (alat pukul), gender dipukul dengan dua buah panggul. Ada dua macam gender yaitu gender rambat dan gender wayang.