Mengapa terjadi perbedaan di wilayah tersebut

Secara garis besar penyebab konflik dibagi atas 3 penyebab, yaitu  :

  • Perbedaan pendirian dan keyakinan orang perorangan telah menyebabkan konflik antar individu. Dalam konflik-konflik seperti ini terjadilah bentrokan-bentrokan pendirian, dan masing-masing pihak pun berusaha membinasakan lawannya. Membinasakan disini tidak selalu diartikan sebagai pembinasaan fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam bentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Di dalam realitas sosial tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama sehingga perbedaan pendapat, tujuan, keinginan tersebutlah yang mempengaruhi timbulnya konflik sosial.
  • Perbedaan kebudayaan tidak hanya akan menimbulkan konflik antar individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok. Pola-pola kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola prilaku yang berbeda pula dikalangan khalayak kelompok yang luas. Selain itu, perbedaan kebudayaan akan mengakibatkan adanya sikap etnosentrisme yaitu sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya adalah yang paling baik. Jika masing-masing kelompok yang ada di dalam kehidupan sosial sama-sama memiliki sikap demikian, maka sikap ini akan memicu timbulnya konflik antar penganut kebudayaan.
  • Perbedaan kepentingan. Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang berbeda-beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.
Mengapa terjadi perbedaan di wilayah tersebut

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com - Tiap-tiap belahan Bumi memiliki iklim dan musim yang berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkannegara subtropis dengan negara tropis memiliki musim yang berbeda.

Untuk beberapa negara dengan iklim subtropis memiliki empat musim, yaotu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Sedangkan negara dengan iklim tropis, seperti Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Lalu, apa penyebab terjadinya perbedaan musim di Bumi?

Gerak semu matahari mengakibatkan perbedaan intensitas penyinaran matahari di berbagai wilayah Bumi. Perbedaan intensitas ini menjadi penyebab terjadinya perbedaan musim di Bumi.

Baca juga: Rotasi dan Revolusi Bulan Terhadap Bumi

Dalam buku Bumi yang Dinamis (2019), gerak semu tahunan matahari adalah berubahnya posisi matahari selama setahun.

Gerak semu matahari merupakan salah satu dampak dari revolusi Bumi bagi kehidupan.

Empat musim di Bumi

Bumi mengelilingi Matahari dengan posisi miring sebesar 23,5 derajat ke arah timur laut dari sumbu Bumi. Posisi ini menyebabkan pergantian musim.

Ketika kutub selatan Bumi condong (kemiringan terjauh) dari Matahari, maka hal ini menyebabkan kutub utara Bumi semakin dekat matahari.

Sehingga kutub selatan mengalami musim dingin karena tidak mendapatkan sinar matahari yang banyak, sedangkan kutub utara mengalami musim panas.

Baca juga: Kemungkinan yang Terjadi di Bumi Jika Panas Matahari Bertambah

Berdasarkan buku Ilmu Kebumian dan Entariksa (2006) oleh Tjasyono, di Bumi terdapat empat jenis musim, yaitu:

  • Musim dingin, di belahan bumi utara terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Sedangkan di belahan bumi selatan pada Juni, Juli, dan Agustus.
  • Musim semi, di belahan bumi utara terjadi pada Maret, April, dan Mei. Sedangkan di belahan bumi selatan pada September, oktober, dan November.
  • Musim panas, di belahan bumi utara terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus. Sedangkan di belahan bumi selatar terjadi pada Desember, Januari, dan Februari.
  • Musim gugur, di belahan bumi uatara terjadi pada September, Oktober, dan November. Sedangkan di belahan bumi selatan terjadi pada Maret, April, dan Mei.
  • Empat musim tersebut tidak terjadi di Indonesia, karena terletak di garis khatulistiwa. Di mana belahan bumi bagian tengah tidak terlalu mengalami kemiringan.

Sehingga sinar Matahari cenderung stabil sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan di Indonesia mengalami musim kemarau dan musim hujan karena variasi musiman curah hujan cukup besar.

Musim yang terjadi di Indonesia adalah:

  • Musim hujan, terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari.
  • Musim pancaroba, terjadi pada Maret, April, dan Mei
  • Musim kemarai, terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus
  • Musim pancaroba ke dua, terjadi pada September, Oktober, dan November

Baca juga: Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan Bumi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Mengapa terjadi perbedaan di wilayah tersebut

Pixabay

Materi pembelajaran kelas 6 SD Tema 8 Halamanan 11 tentang penyebab terjadinya perbedaan waktu.

GridKids.id - Kids, apakah kamu tahu apa penyebab terjadinya perbedaan waktu?

Perbedaan waktu Indonesia terjadi salah satunya karena letak astronomis Indonesia yang berada di 96° BT hingga 141° BT.

Hal ini juga terjadi karena wilayahnya yang sangat luas, yakni, mencapai 1,9 juta kilometer persegi. 

Kali ini GridKids akan membahas mengenai materi pembelajaran kelas 6 SD Tema 8 Halamanan 11 tentang penyebab terjadinya perbedaan waktu.

Artikel ini bersumber dari buku tematik Kemendikbud revisi 2018. Lalu, apa penyebab perbedaan waktu di Indonesia? Simak ulasannya, yuk!

Penyebab Terjadinya Perbedaan Waktu di Indonesia:

1. Tuliskan perbedaan waktu berdasarkan wilayah pada peta!

Kunci Jawaban:

Pada peta terdapat 3 perbedaan waktu berdasarkan wilayah di Indonesia, di antaranya:

Baca Juga: Jawab Pertanyaan 'Perputaran Bumi dan Akibatnya', Kelas 6 SD Tema 8

- WIB: Waktu Indonesia Barat

- WITA: Waktu Indonesia Tengah (lebih cepat 1 jam dari WIB)

- WIT: Waktu Indonesia Timur (lebih cepat 2 jam dari WIB)

Mengapa terjadi perbedaan di wilayah tersebut

Pixabay

Materi pembelajaran kelas 6 SD Tema 8 Halamanan 11 tentang penyebab terjadinya perbedaan waktu.

2. Bagaimana perbedaan itu memengaruhi kegiatan?

Kunci Jawaban:

Perbedaan selisih jam yang terjadi membuat kegiatan dan waktu yang berbeda di setiap daerahnya.

Indonesia bagian barat memiliki selisih satu jam dengan bagian tengah, dan dua jam untuk bagian timur.

3. Apa penyebab perbedaan waktu tersebut?

Kunci Jawaban:

Perbedaan waktu disebabkan adanya perbedaan letak garis bujur di Indonesia.

- WIB (Waktu Indonesia Barat) adalah GMT+7

Baca Juga: Unik, Berdekatan dan Cuma Berjarak Kurang dari 4 Km, Dua Pulau Ini Punya Perbedaan Waktu Sampai 21 Jam

- WITA (Waktu Indonesia Tengah) adalah GMT+6

- WIT (Waktu Indonesia Timur) adalah GMT+5.

WIB dan WITA memiliki perbedaan waktu satu jam. Sementara itu, WIB dan WIT memiliki selisih waktu selama dua jam.

Misalnya: di WIB pukul 08.00, maka di WITA pukul 09.00, dan wilayah WIT pukul 10.00.

Nah, itu dia, Kids, pembahaewn mengenai materi kelas 6 SD Tema 8 Halamanan 11 tentang penyebab terjadinya perbedaan waktu.

Selamat belajar dan semoga bermanfaat!

Baca Juga: Batas Wilayah dan Letak Geografis Negara ASEAN

-----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Fungsi dan peranan kawasan kota hakekatnya ditentukan oleh keadaan geografis dan potensi kawasan kota tersebut. Dengan adanya potensi tertentu yang berkembang dan menonjol, maka terbentuk kawasan kota dengan ciri dan fungsi tertentu. Semakin besar peranan suatu kawasan kota maka fungsi kawasan kota cenderung berkembang dan sejalan dengan perkembangan fisik ekonominya serta kawasan hinterlandnya. Kawasan kota yang besar pada umumnya mempunyai fungsi yang lebih luas, merupakan kawasan kota induk bagi kawasan kota lainya, sehingga akan terbentuk sistem kota sesuai dengan tingkat fungsi dan peranan kawasan kota ditinjau dari luas daerah pelayanannya. Namun fenomena fungsi Kawasan Selatan sebagai kawasan alternatif pengembangan dan juga kawasan kota no dua setelah Kawasan Utara di Kota Ternate perkembangannya lebih pesat dibandingkan dengan Kawasan Utara yang memiliki fungsi sebagai kota utama dan Ibu kota Kota Ternate sekaligus pusat pemerintahan. Penelitian ini berjudul “ Faktor-faktor penyebab terjadinya perbedaan perkembangan kawasan kota dengan studi kasus Kawasan Selatan, Kawasan Utara dan Kawasan Pulau Ternate: (1) Menjelaskan perkembangan Kawasan Selatan, Utara dan Pulau Ternate yang seharusnya sesuai dengan fungsinya dan (2) Mengetahui perkembangan yang terjadi sebenarnya dilapangan serta (3) Mencari tahu mengapa perkembangan Kawasan Utara tidak sesuai dengan peranan dan fungsinya sebagai Ibu Kota Kota Ternate dan terkesan stagnan. Penelitian ini menggunakan gabungan antara metode penelitian kualitatif dan metode analisis geografis/pendekatan keruangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui : (1) Terjadinya pergeseran jalur masuk ke Kota Ternate dari yang sebelumnya berada di Kawasan Utara (Pelabuhan A. Yani) ke Kawasan Selatan (Pelabuhan Bastiong) telah menyebabkan posisi Kawasan Selatan menjadi sentral dan strategis karena terjadinya hubungan interaksi yang luas dengan wilayah hinterland Kota Ternate dan wilayah kabupaten pemekaran yang kesemuanya mengharapkan aliran distribusi barang-barang produksi dan sebaliknya dari Kawasan Selatan, menjadikan Kawasan Selatan berkembang dengan pesat terutama dari sisi perekonomian perkotaan di bandingkan dengan Kawasan Utara ataupun Kawasan Pulau Ternate. (2) Keberadaan beberapa perguruan tinggi di Kawasan Selatan telah menyebabkan Kawasan Selatan lebih berkembang di tinjau dari segi pertumbuhan penduduk dan aktivitas perekonomian (perdagangan dan Jasa) dari pada Kawasan Utara. Karena mampu menarik ribuan mahasiswa yang datang dan menetap. Sehingga tuntutan akan areal permukiman dan perdagangan semakin tinggi dan berkembang (3) Terdapatnya perbedaan kondisi fisik antara Kawasan Selatan, Utara dan Pulau Ternate, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penggunaan dan pengembangan kawasan kota masing-masing. Kawasan Utara merupakan daerah rawan bencana gunung berapi sementara Kawasan Selatan tidak.

The function and role of city area actually depends on the geographical and potency of its area. With the existence of certain potency which develops well, it turns out that the city area is formed with special character and function. The larger the role of is accordance with its economic development as well as hinterland area. However, phenomenon of the function of southern Ternate as developing alternative area and the second city after northern Ternate, the development of its city is much further than in northern area which function as the center city and capital. A process of development in southern area has just happened these few years. It is signed by the expansion of north Maluku and relocation of all universities from northern to southern area. This research is aimed to clarify the cause Determinant Factors on Characteristic Distinction of City Area Development that includes Northern, Southern and Ternate Island Area, it has several objectives such as : (1) to explain the development of northern, southern and also ternate island that should conform to the fuction ; (2) to know what happens in the field right away ; and (3) to explain why the development of northern area is not appropriate with its role and fuction as the capital of Ternate because it seems to be stagnant. The research used qualitative and spatial analysis methods. The research results show several points : First, a shift of entrance access to Ternate which used to be in northern area (Port A. Yani) to be in southern area (Port Bastiong) has made southern area strategic n central. It proves from the wide interaction between hinterland of Ternate and expanded distribution. Thus, southern area is more developed rapidly especially the economic aspect of the city than in the northern area or in Ternate island. Second, the presence of universities in southern area has caused southern area is more developed, seen by population growth and economic activity than in northern area. Third, the differences of physical geographic among southern and northern Ternate and Ternate island cause the difference of using and developing each city area. Northern area is vulnerable to volcanic disaster while southern area is not.

Kata Kunci : Kawasan Perkotaan,Pengembangan,City Development, Determinant Factors, Ternate