Apa kegunaan obat hufadine ranitidine hcl

Jakarta - Obat maag ranitidin biasa dipakai untuk mengatasi masalah asam lambung. Obat dijual dengan harga terjangkau biasanya sampai dosis 150 mg dalam bentuk tablet, pil, sirup hingga injeksi.

Dikutip dari Pusat Informasi Obat Nasional (PIO NAS), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat maag ranitidin bisa diberikan pada anak-anak hingga orang dewasa. Obat disebut dapat membantu kondisi seperti tukak lambung, refluks esofagitis, dispepsia kronis, dan tukak duodenum.

Obat bekerja sebagai antagonis reseptor H2 sama seperti famotidine, simetidine, dan nizatidine. H2 adalah senyawa histamin 2 yang berperan merangsang dan melepaskan zat asam pada lambung.

Selama menggunakan obat maag ranitidin disarankan agar menjauhi makanan tertentu yang dapat memperparah gejala penyakit seperti makanan pedas, asam, dan terlalu panas. Hindari juga kebiasaan merokok karena salah satu efeknya dapat memicu radang lambung.

Aturan Pakai:

1. Tukak lambung pada dewasa

Obat maag ranitidin bisa diberikan secara oral untuk mengatasi masalah tukak peptik dan duodenum ringan. Berikan obat ranitidine 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali pada malam hari selama 4-8 minggu.

2. Tukak lambung pada anak

Pada anak-anak obat maag ranitidin bisa diberikan dengan catatan disesuaikan dengan berat badannya. "2-4 mg/kg bb 2 kali sehari, maksimal 300 mg sehari" tulis PIO NAS BPOM.

3. GERD

Untuk mengatasi masalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), obat maag ranitidin diberikan dengan dosis 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sebelum tidur malam selama 8 minggu. Bila masalahnya berat obat maag ranitidin 150 mg bisa diberikan sampai 4 dosis dalam sehari selama 12 minggu.

4. Pemberian via infus intravena atau injeksi

Obat maag ranitidin biasanya diberikan dalam bentuk infus atau injeksi di fasilitas kesehatan untuk pasien yang tidak mampu atau kesulitan menelan. Dalam bentuk injeksi obat maag ranitidin bisa diberikan dengan dosis 50 mg setiap 6-8 jam sementara obat maag ranitidin infus intravena diberikan dengan dosis 25mg/jam yang dapat diulang setiap 6-8 jam.

Efek samping:

Konsumsi obat maag ranitidin dilaporkan bisa menimbulkan beberapa efek samping. Di antaranya seperti meningkatkan detak jantung (takikardi), agitasi, gangguan penglihatan, kerontokan rambut (alopesia), dan penyakit ginjal nefritis interstisial.

Untuk kasus takikardi dan nefritis interstisial PIO NAS BPOM menekankan keduanya adalah efek samping yang langka.

Kasus terkini:

Terkait penggunaan obat maag ranitidin, belakangan ini BPOM mengeluarkan rilis penarikan produk karena khawatir tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang berpotensi memicu kanker. Studi global memutuskan nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable daily intake).

Sebanyak 1 produk sudah diperintahkan untuk ditarik dan 4 produk lainnya dengan sukarela ditarik oleh produsen.

Produk yang diperintahkan untuk ditarik yaitu Ranitidine berbentuk cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Phapros tbk. Sedangkan, yang sukarela ditarik produsen yaitu Zantac cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Glaxo Wellcome Indonesia, Rinadin sirup 75 mg/5mL keluaran PT Global Multi Pharmalab, Indoran cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Indofarma, dan Ranitidine cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Indofarma.

"Berdasarkan nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan, Badan POM memerintahkan kepada Industri Farmasi pemegang izin edar produk tersebut untuk melakukan penghentian produksi dan distribusi serta melakukan penarikan kembali (recall) seluruh bets produk dari peredaran (terlampir)," tulis BPOM dalam penjelasannya tertanggal 4 Oktober 2019.

Lalu bagaimana jika Anda sudah terlanjur merasa cocok dengan produk obat maag ranitidin yang sudah ditarik oleh BPOM?

Ahli pencernaan yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam menyarankan pengguna untuk berkonsultasi ke dokter guna mencari obat pengganti.

"Saya menyarankan untuk pengguna ranitidin berkonsultasi ke dokter untuk mencari pengganti. Karena obat pengganti ranitidin sebagai obat penekan produksi asam lambung masih banyak misal obat penghambat pompa proton seperti omeprazole dan lain-lain," jelas dr Ari saat dihubungi detikcom, Senin (7/10/2019).

Simak Video "Dokter Spesialis Sebut Mag Tak Menyebabkan Kematian"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/up)

Apa kegunaan obat hufadine ranitidine hcl

  • Deskripsi
  • Informasi Tambahan

Deskripsi

Komposisi

Setiap tablet Hufadine mengandung Ranitidine HCl sebanyak 150 mg.

Kategori

Saluran Pencernaan

Indikasi Umum

Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.

Deskripsi

Setiap tablet Hufadine mengandung Ranitidine yang merupakan golongan Antagonis reseptor H2 yang bekerja dengan memblok reseptor histamin pada sel pariental tidak dapat dirangsang mengeluarkan asam lambung. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi radang atau tukak pada lambung, usus, serta esofagitis.

Semua antagonis reseptor-H2 mengatasi tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat penghambatan reseptor histamin-H2. Obat ini dapat juga digunakan untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus (GERD). Meskipun antagonis reseptor-H2 dosis tinggi dapat digunakan untuk mengatasi sindroma Zollinger-Ellison, namun penggunaan penghambat pompa proton lebih dipilih. Pada pasien dengan usia yang lebih muda pengobatan dispepsia dengan antagonis reseptor-H2 dapat diterima, namun perhatian khusus perlu diberikan kepada orang dewasa yang lebih tua karena adanya kemungkinan kanker lambung. Terapi antagonis reseptor-H2 dapat membantu proses penyembuhan tukak yang disebabkan oleh AINS (terutama duodenum). Penggunaan antagonis reseptor-H2 juga mengurangi risiko aspirasi asam pada pasien obstetrik pada saat melahirkan (sindroma Mendelson).

Dosis

Ulkus peptikum & Ulkus duodenum : 

Dewasa : Sehari 2 kali 150 (Pagi dan malam hari) atau Sehari 1 kali 300 mg sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu

Anak :  Sehari 2 kali 2-4 mg/kg bb, maksimal 300 mg sehari.

Terapi pemeliharaan dewasa : Sehari 1 kali 150 mg, sebelum tidur

Refluks gastroesofagitis : Sehari 2 kali 150 mg

Aturan Pakai

Hufadine lebih baik dikonsumsi sebelum makan atau sesudah makan malam / sebelum tidur.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 20-25 ℃ (68-77 F), terlindung dari cahaya. Hindari dari jangkauan anak-anak.

Kemasan

1 Strip @ 10 tablet salut selaput

Efek Samping

  • Susunan saraf pusat : sakit kepala; Jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi
  • Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardi, blok atrioventrikular, premature ventricular beats
  • Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual dan muntah, nyeri perut; Jarang dilaporkan : pankreatitis
  • Muskuloskeletal, Jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia
  • Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, thrombositopenia (pada beberapa penderita)
  • Reaksi kulit : termasuk eritema ultiform, dan nekrolisis epidermal yang toksik
  • Reaksi hipersensitivitas
  • Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi

Interaksi Obat

  • Menurunkan efektivitas Tetrasiklin dengan cara mempengaruhi absorbsi dari tetrasiklin.
  • Pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
  • Menurunkan efektivitas ranitidin, jika digunakan bersamaan dengan antasida. sebaiknya penggunaannya diberi jarak waktu berselang 2 jam setelah penggunaan antasida.

Kontra Indikasi

Ranitidine tidak boleh dikonsumsi oleh penderita yang hipersensitif terhadap ranitidine atau H2 reseptor antagonis lainnya.

Perhatian

Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter.

Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal, Antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung, perhatian khusus perlu diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya atau yang lebih tua.

Hindarkan pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria akut. Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan, wanita menyusui.

Kategori Kehamilan : B

Studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi terhadap sistem reproduksi binatang  percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak terjadi pada studi terkontrol terhadap wanita hamil trisemester 1 (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trisemester selanjutnya).

Segmentasi

K Merah

Manufaktur

Gratia Husada Farma

Informasi Tambahan

Berat0.01 kg
Dimensi10 × 5 × 1 cm

Obat Hufadine Ranitidine HCl diminum kapan?

Minum 1 kaplet diminum 2 kali sehari pada pagi dan malam hari, atau 2 kaplet diminum sebelum tidur selama 4 minggu.

Apa khasiat obat Ranitidine HCl 150mg?

RANITIDINE obat yang di gunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang di sebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, seperti sakit maag dan tukak lambung.

Efek samping Hufadine obat apa?

Ranitidine memiliki efek samping yang tidak diinginkan seperti sakit kepala biasa hingga berat, pusing, insomnia, penurunan gairah sex, pembengkakan dada pada lelaki, mual muntah, nyeri perut, nyeri otot, diare, ruam kulit, malaise, nausea, dan konstipasi.