Apa kesimpulan dari cerita si kancil dan buaya?

Kisah si Kancil yang cerdik selalu endingnya diceritakan tentang keburukannya mengelabui para buaya yang tertipu olehnya. Padahal kebaikannya lebih banyak dari itu. Seolah-olah satu keburukan bisa menutupi seribu kebaikan. Astaghfirullah, baik media televisi maupun media cetak sering kali mengulang-ngulang keburukan si Kancil dari pada kebaikannya.

Inilah tugas guru sudah seharusnya meluruskan cerita ini kepada anak didiknya. Ceritakanlah segala kebaikan tersebut berulang-ulang maka kebaikan itu yang akan menjadi ikutan bagi anak didiknya. Apa sajaka kebaikan si Kancil dari cerita Riri media cerita anak. Kenaikan si Kancil yang cerdik itu diantaranya adalah:

1. Suka membantu teman-temannya yang kesulitan. Ia sering memberi masukan dan ide dalam menyelesaikan masalah teman-temannya. Hal inilah hendaknya sifat dan kepribadian setiap muslim. Tak mesti membantu itu harus mendapatkan imbalan tetapi rasa bersyukur melihat teman yang bisa kembali tersenyum itu sudah lebih dari cukup.

2. Menolong anak ayam yang masuk kedalam lubang dan membantu anak ayam mencari induknya. Ini juga sifat yang baik yaitu suka menolong seseorang yang tersesat. Dan membantu mencarikan jalan dan menunjukkan jalan yang ingin dituju. Sekalipun itu dari seorang anak kecil.

3. Walaupun si Kancil berhasil menyeberang sungai karena bantuan para buaya, bukan berarti ia melupakan bantuan tersebut, ketika ia berhasil mengambil buah yang diinginkannya, ia mau berbagi dengan pada buaya. Seringkali, kita selalu mendapatkan info dari akhirnya saja lalu dengan cepat mengambil kesimpulan. Tanpa mencari tahu sebab musababnya. Setiap kejadian buruk yang dilakukan seseorang pasti ada awal yang menjadi latar belakangnya. Jangan cepat berburuk sangka.

Cerita Si Kancil dan Buaya terbilang cukup terkenal di kalangan anak-anak. Akan tetapi, sudah tahukah kamu tentang fakta menarik dari kisah tersebut? Kalau belum, simak artikel berikut, yuk!

Dongeng Kancil dan Buaya barangkali sudah seperti makanan sehari-hari yang kamu konsumsi semasa kecil. Lantas, kamu jadi tertarik untuk mengisahkan kembali cerita Si Kancil dan Buaya kepada anak-anakmu nanti.

Sayangnya, ingatanmu akan kisah tersebut mungkin sedikit demi sedikit memudar seiring berjalannya waktu dan kamu tumbuh dewasa. Akan tetapi tak perlu khawatir, kami punya sinopsis kisahnya di artikel ini yang dapat kamu jadikan sebagai referensi.

Tak hanya sinopsisnya, di sini kami juga memaparkan informasi menarik lain seputar pesan moral dan unsur intrinsik cerita Si Kancil dan Buaya. Penasaran seperti apa? Kalau begitu tanpa perlu berlama-lama, langsung saja simak keterangan lengkapnya di bawah ini!

Cerita Si Kancil dan Buaya

Apa kesimpulan dari cerita si kancil dan buaya?
Sumber: Kancil dan Buaya – CERI (Cerita Anak Indonesia)

Dongeng singkat Kancil dan Buaya yang kami uraikan ini berkisah mengenai seekor binatang gesit dan cerdik. Ia bisa dibilang punya banyak akal dan selalu bisa mengelabui hewan buas atau yang lebih besar darinya.

Saking cerdiknya, Buaya kerap tertipu oleh hewan yang dalam salah satu versi cerita dikisahkan suka mencuri mentimun itu. Bahkan ketika suatu saat ingin membalas dendam, Buaya kembali berhasil ditipu oleh Si Kancil. Begini kisahnya yang kami ringkas dari sejumlah versi dalam satu narasi yang perlu kamu tahu!

Buaya Jadi Jembatan untuk Kancil Menyeberang

Alkisah, seekor Kancil yang cerdik sedang berjalan-jalan keliling hutan. Di tengah jalan, ia merasa haus dan kemudian mencari sumber air terdekat. Kancil pun mendapati sebuah sungai dan minum di sana.

Saat tengah minum, ia melihat di seberang sungai ada kebun mentimun yang cukup luas. Ia pun berniat untuk ke sana, tetapi aliran sungai terlalu deras untuk diseberanginya. Ia berpikir bagaimana caranya menyeberang.

Tiba-tiba, terlihat kawanan Buaya yang berenang di hadapannya. Tanpa pikir panjang, Kancil langsung berteriak memanggil mereka, “Hai, Buaya! Aku punya makanan untuk kalian.” Seketika itu, seekor Buaya datang menghampirinya.

“Kau benar. Kaulah makanan kami, bukan?” Seru Buaya. “Tunggu dulu! Aku punya makanan yang sangat banyak, bahkan masih terlalu punya untuk dibagikan kepada kalian. Cepat panggil dulu teman-temanmu yang lain supaya mereka juga mendapat bagian,” kata Si Kancil.

Tanpa menaruh curiga, Buaya langsung memanggil kawanannya yang lain. Mereka kemudian berkumpul dan berbaris sampai lebar sungai hampir tertutupi semuanya. “Baiklah, aku akan menghitung jumlah kalian dulu. Satu, dua, tiga, empat,” dan seterusnya sampai Kancil tiba di seberang sungai.

Di sana, ia berteriak mengucapkan terima kasih kepada para Buaya yang telah membantunya menyeberang. Mereka geram lantaran ditipu, tetapi tidak dapat mengejar karena Kancil berlari terlalu cepat dan gesit.

Tipuan Undangan Pesta Raja Sulaiman

Cerita antara Si Kancil dan Buaya berlanjut setelah kejadian tersebut. Pasalnya ternyata, kawanan Buaya masih menunggu si binatang cerdik itu kembali dari seberang. Ketika berjalan kembali menuju sungai, ia terkejut melihat kawanan Buaya di sana.

Namun, karena mau tak mau harus kembali ke sisi lain sungai, ia pun mencari siasat untuk mengelabui Buaya lagi. Beruntung di saat bersamaan, ia bertemu dengan seekor burung yang terbang rendah dan keduanya saling berbisik sesuatu yang rahasia.

Tak lama kemudian, Si Kancil dengan percaya diri menuju ke tepi sungai dan membujuk Buaya. “Kalian masih menunggu di sini, aku jadi merasa tersanjung,” celetuknya tanpa rasa takut akan dimangsa.

“Jangan banyak bicara! Kau sudah makan banyak mentimun, pasti bertambah gemuk. Kemarilah, kami sudah lapar!” Seekor Buaya menjawab. “Sebentar. Kalian lihat aku baru saja bertemu dengan burung gereja. Ia memberitahukan tentang pesta yang akan diadakan Raja Sulaiman,” kata Kancil. “Kami tidak akan percaya lagi padamu!” balas Buaya.

Untuk meyakinkan Buaya, Si Kancil memanggil burung gereja yang masih bertengger di ranting pohon tepi sungai. “Hei, Burung Gereja! Bukankah yang kukatakan adalah benar?” Burung itu pun mengangguk membenarkan.

Buaya akhirnya percaya. Seketika itu, Kancil meminta mereka berbaris kembali untuk dihitung dan dilaporkan berapa jumlahnya kepada Raja Sulaiman. “Satu, dua, tiga, empat, lima,” dan seterusnya ia lagi-lagi berhasil menipu kawanan Buaya dan menyeberang dengan selamat.

Skenario Balas Dendam Buaya

Tertipu lebih dari sekali, Buaya geram dan sadar bahwa mereka perlu mengatur siasat untuk balas dendam. Sekawanan Buaya pun menyusun skenario untuk menipu balik hewan cerdik yang menipu mereka itu. Mereka bermaksud memancing kancil ke sungai dan bersembunyi sambil menunggu waktu yang tepat.

Keesokan harinya, para Buaya sengaja menunggu bakal mangsa mereka di tepi sungai. Sewaktu kancil datang, mereka membual bahwa di seberang ada kebun apel yang pohon-pohonnya tengah berbuah, bahkan menawarkan diri untuk menyeberangkan.

Akan tetapi, Si Kancil tidak lantas percaya dan mengatakan kalau dirinya sedang sangat kenyang. Sementara itu, para Buaya berpura-pura untuk bersikap biasa saja dan pergi dari sana karena mereka sudah menyiapkan rencana kedua.

Besoknya lagi saat kancil kembali ke tepi sungai, ia tidak melihat seekor pun buaya. Karena merasa aman, ia pun duduk-duduk di atas batu seraya menikmati sejuknya air dan udara di pagi hari. Ia tak sadar di beberapa titik, buaya-buaya memperhatikannya dari bawah air.

Ketika tengah menikmati kesendiriannya, kancil dikagetkan seekor Buaya yang tiba-tiba menyambar salah satu kakinya. Ia berteriak dan berusaha melepaskan diri. Begitu terlepas, ia mendapat ide untuk berkelit agar tidak menjadi mangsa para Buaya.

“Tunggu! Kalau kau ingin memakanku, makanlah seorang diri dan jangan berbagi dengan yang lain,” ujarnya. Buaya tersebut setuju dan ia mengusir rekan-rekannya yang lain. Yang lain tak berani melawan karena ia yang paling besar tubuhnya.

“Kalau begitu, buka mulutmu lebar-lebar. Aku sendiri yang akan masuk ke dalamnya,” pinta Kancil kepada Buaya. Saat Buaya membuka mulutnya, ia meloncat sangat tinggi ke atas kepala Buaya, lalu melompat ke batu dan mendarat ke seberang sungai. Ia kabur dan tidak pernah tertangkap.

Unsur Intrinsik Dongeng Kancil dan Buaya

Apa kesimpulan dari cerita si kancil dan buaya?
Sumber: Kancil dan Buaya – TV Anak Indonesia

Selain sinopsis cerita di atas, kamu juga perlu tahu informasi terkait unsur intrinsik dari fabel Si Kancil dan Buaya ini. Untuk lebih jelasnya, berikut kami paparkan tentang tema, penokohan, latar, alur, serta pesan moral di balik kisah tersebut!

1. Tema

Walau terkesan berisi kecurangan-kecurangan, tetapi dongeng ini mengandung tema keberanian dan kesungguhan. Bahwasanya, siapa yang bersungguh-sungguh berharap keinginannya terwujud, maka diperlukan keberanian dan kerja keras untuk meraihnya.

2. Tokoh & Perwatakan

Ada dua tokoh di dalam dongeng ini. Pertama yaitu Kancil, hewan yang tergolong lemah, tetapi ia sangat cerdik sehingga dapat menipu Buaya. Yang kedua ialah Buaya, yang merupakan hewan buas, tapi tidak cukup pintar untuk menghindari tipuan Si Kancil.

3. Latar

Latar kejadian yang ada di dalam kisah ini ialah di daerah sekitar sungai. Tidak dijelaskan sungai di daerah mana mengingat kisah ini diambil dari cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi di kehidupan nyata.

4. Alur Cerita

Alur cerita Si Kancil dan Buaya menggunakan alur maju. Jalan ceritanya dimulai ketika kancil bertemu Buaya, Buaya tertipu, dan kancil berhasil mencapai tujuannya. Kisahnya juga diceritakan secara lurus dan tidak berputar-putar.

5. Pesan Moral

Dongeng yang kamu baca ini menyimpan pesan tersirat berisi nasihat bijak. Dari Si Kancil, kamu bisa belajar tentang pentingnya kejujuran, tidak mudah berputus asa, cerdik, dan berani menghadapi tantangan hidup dalam bentuk apa pun.

Sedangkan dari Buaya, kamu dapat memetik pelajaran agar tidak mudah percaya pada perkataan orang lain. Juga, jangan mudah dibodohi dengan kata-kata manis yang mungkin keluar dari mulut orang lain, terlebih yang kamu kamu kenal.

Tak hanya unsur intrinsik, dongeng ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Yaitu yang berkaitan dengan latar belakang budaya masyarakat, sehingga mereka menggunakan dongeng sebagai salah satu cara memberikan pelajaran dan nasihat kepada anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa.

Fakta Menarik Cerita Si Kancil dan Buaya

1. Terbagi ke Dalam Berbagai Versi

Ada banyak versi cerita dalam buku bergambar tentang Si Kancil dan Buaya yang beredar. Akan tetapi, beberapa yang bisa dikatakan paling sering kamu dengar atau baca ialah yang kami paparkan pada pembahasan di atas.

Dongeng ini sendiri tidak hanya mengisahkan perseteruan dengan Buaya. Di versi lain, ada pula kisah yang menceritakan perseteruan antara Kancil dengan Pak Tani, dengan Gajah, dengan Harimau, dan masih banyak lagi yang lain.

2. Diangkat Menjadi Buku hingga Film/Serial Animasi

Fabel populer yang satu ini sudah diangkat menjadi berbagai karya berupa buku dongeng anak-anak. Termasuk salah satunya dituliskan kembali dalam salah satu buku Clara Ng bertajuk Dongeng Tujuh Menit – Kancil yang Baik (2013). Di buku tersebut, Kancil diceritakan sebagai binatang yang baik dan tidak sekalipun menipu atau berbuat curang.

Sementara untuk film dan atau serial animasi yang mengangkat kisah hewan cerdik satu ini barangkali juga sudah tidak asing lagi. Adalah Les Copaque, sebuah rumah produksi dari Malaysia yang menggarap cerita Kancil dalam serial Pada Zaman Dahulu (sejak 2011). Les Copaque sendiri adalah rumah produksi yang sama yang merilis serial Upin & Ipin (sejak 2007).

Terkesan Membaca Cerita Si Kancil dan Buaya Ini?

Itulah tadi ulasan menarik yang kami paparkan untukmu. Semoga kamu sudah memiliki cukup informasi untuk dibagikan buat anak-anakmu nanti, serta dapat mengajarkan nasihat bijak dari dongeng tersebut kepada mereka.

Kalau kamu penasaran juga dengan cerita rakyat atau kisah legenda lainnya, kami juga menyediakannya, lho. Ada beberapa kisah yang kami hadirkan ulasannya, seperti Sangkuriang, Lutung Kasarung, Si Pitung, dan sebagainya.

← Cerita Rakyat Si Pahit Lidah yang Sakti Beserta Ulasan Menariknya

Kisah Asal-Usul Kesenian Populer Reog Ponorogo Beserta Ulasan Menariknya →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Apa kesimpulan dari cerita si kancil dan buaya?
Penulis
Arintha Ayu

Arintha Ayu Widyaningrum adalah alumni Sastra Indonesia UNS sekaligus seorang penulis artikel nonfiksi yang juga punya banyak jam terbang menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi. Terkadang terobsesi menulis skrip untuk film atau sinema televisi. Punya hobi jalan-jalan di dalam maupun luar negeri.

Apa kesimpulan dari cerita si kancil dan buaya?
Editor
Nurul Aprilianti

Meski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.

Apa kesimpulan kancil dan buaya?

Dari cerita Kancil dan Buaya di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa kancil memang cerdik karena ia berhasil menemukan ide untuk menyeberangi sungai dan mendapatkan keinginannya. Namun, ia juga salah karena menipu para buaya untuk bisa menyeberangi sungai. Hal ini membuat para buaya marah kepada kancil.

Apa amanat yang terkandung dalam cerita buaya dan Kancil?

2. Amanat dalam cerita kancil menipu para buaya Amanat atau pesan yang dapat diambil dalam cerita kancil menipu para buaya adalah: kita harus pandai, cerdik dan kreatif dalam menghadapi suatu masalah, dan Jangan pernah merasa kuat dengan badan atau otot yang besar lalu bisa menindas yang lemah.

Apa masalah dari cerita kancil dan buaya?

Konflik dalam cerita tersebut adalah ketika Kancil berbohong akan membagikan makanan pada buaya sehingga buaya mulai berjejer dan Kancil berhitung sambil melompati punggung Buaya sampai di seberang sungai tanpa membagikan makanan seperti katanya. Akibatnya, buaya marah dan mengeram.

Apakah latar tempat cerita kancil dan buaya?

Tokoh: Kancil dan Buaya. Watak: Kancil cerdik, Buaya bodoh. Alur: Maju. Latar: Tempat sungai, waktu siang hari, suasana menegangkan.